FKPT Lampung sosialisasi cegah radikalisme

id FKPT Lampung,Pencegahan Radikalisme,Antaralampung.com

FKPT Lampung sosialisasi cegah radikalisme

Kabid perempuan dan anak FKPT Lampung Endang Irawati saat memberikan materi kepada puluhan warga di lokalisasi, Senin (26/8/2019) (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) - Forum komunikasi pencegahan terorisme (FKPT) Lampung mengadakan sosialisasi pencegahan radikalisme kepada puluhan warga yang berada di lingkungan lokalisasi Kota Bandarlampung.

"Kegiatan ini untuk mengenalkan apa itu radikal dan terorisme, beserta ciri-cirinya kepada masyarakat agar mereka mampu menangkalnya dalam kehidupan sehari-hari," kata Kabid Perempuan dan Anak FKPT Lampung Endang Irawati, di Bandarlampung, Senin.

Dia menyebutkan, adapun materi pencegahan radikal dan terorisme yang diberikan kepada masyarakat yakni menjauhi sikap intoleran kepada sesama, penuh kebencian, dan suka mengkafirkan orang.

Menurut dia, semua orang memiliki latar belakang tersebut bisa bermula dari faktor keluarga yang tidak kondusif di dalamnya serta orang tua kurang memperhatikan anak-anak.

"Sasaran dari kegiatan ini ibu-ibu agar dapat mendidik anaknya lebih tepat dan kaula muda agar tidak mudah terpapar dengan tindakan radikal dan terorisme," katanya.

Dia juga meminta para peserta dan masyarakat pada umumnya supaya dapat mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang dan menanamkan rasa toleransi serta kebangsaan.

"Anak-anak muda yang labil dan banyak masalah dalam keluarga biasa rentan dan mudah direkrut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menjadi seorang terorisme atau ikut dalam aliran tertentu yang radikal," ujarnya.

Dia juga berpesan kepada masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial, dan jangan pernah membagikan atau memasang suatu berita tanpa menyaringnya.

"Salah satu yang perlu diwaspadai juga adalah aktivitas kita dalam bermedsos karena dari sana para pihak yang tidak bertanggung jawab dapat mengintai kita dan merekrut kita menjadi bagian dari mereka," kata dia.

Endang juga mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi ini berjalan secara acak dan dilakukan setiap satu kali dalam seminggu dengan harapan banyak keluarga dan kaum milenial dapat menangkal tindakan radikal dan terorisme di lingkungan sekitar mereka.

"Saya rasa dimanapun masyarakat yang ada berhak mendapatkan pengetahuan akan bahayanya radikal dan teroris, tentunya dengan bahasa yang dapat dimengerti," kata dia.