Petani Lampung Kejar Tanam Padi Gadu

id Petani Lampung Kejar Tanam Padi Gadu, Ladang, Sawah, Hujan, Kemarau, Panen, Pupuk, Tikus, Hama, Keong Emas

 Petani Lampung Kejar Tanam Padi Gadu

Ilustrasi peningkatan lahan sawah. (ANTARA/Agus Setyawan).

Desa Kotabatu sendiri termasuk salah satu desa yang tergolong miskin dan tertinggal dan butuh perhatian pembangunan, terutama jalan, jembatan, dan gorong-gorong serta fasilitas telekomunikasi."
Bandarlampung (Antara Lampung) - Para petani perdesaan di Provinsi Lampung yang sudah menyelesaikan masa panen raya padi musim hujan (rendeng) awal tahun 2014, langsung mengolah lahan mereka kembali untuk dipersiapkan bercocok tanam padi musim kemarau (gadu).

Sejumlah petani di Desa Kotabatu, Payung Makmur, dan Payung Rejo, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah yang dihubungi secara terpisah, Minggu mengatakan, pihaknya sengaja mengejar waktu tanam padi musim gadu agar masih ada kecukupan air yang memadai.

"Biasanya kalau sudah selesai panen musim rendeng petani di sini langsung menyiapkan lahan untuk tanam padi musim gadu agar masih kebagian air yang cukup," kata petani di Desa Kotabatu, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah, M Dhofir (45).

Petani yang baru saja panen padi musim rendeng sekitar setengah hektare itu mengharapkan cuaca di daerahnya masih bersahabat menjelang musim tanam padi gadu menjelang pertengahan tahun ini, sehingga tanaman bisa terairi baik sejak mulai cocok tanan, pemeliharaan, hingga masa panen nanti.

Namun pihaknya seperti biasa juga sudah mengantisipasi jika sewaktu-waktu di tengah perjalanan terjadi musim panas, sehingga air tidak cukup maka harus dilakukan dengan penyiraman.

Pengolahan lahan sawah di perdesaan Lampung, khususnya di Kabupaten Lampung Tengah itu dilakukan secara mekanisasi, atau pembajakan menggunakan mesin traktor tangan, dan sebagian menggunakan bajak yang ditarik oleh tenaga sapi/kerbau, sehingga tinggal
sebagian kecil yang masih menggunakan pengolahan secara tradisional atau menggunakan cangkul.

Namun, mengingat masih sangat terbatasnya pemilik mesin traktor tangan dalam satu desa, para petani biasanya harus sabar menunggu giliran dari tenaga operator, akibatnya sering kali masa bercocok tanam antara lahan pertanian satu desa dengan desa tetangga lainnya tidak bisa serempak.

Desa Kotabatu sendiri termasuk salah satu desa yang tergolong miskin dan tertinggal dan butuh perhatian pembangunan, terutama jalan, jembatan, dan gorong-gorong serta fasilitas telekomunikasi.

Desa itu kini terbagi dalam enam dusun dengan 22 Rukun Tetangga (RT), dan dihuni oleh sekitar 800 hingga 1.000 kepala keluarga (KK), dan sekitar antara 4.500 hingga 5.000 jiwa.

Kabupaten Lampung Tengah dan Provinsi Lampung termasuk "Lumbung Pangan" nasional, dengan terdapat sekitar 530.000 hektare (Ha) yang bisa ditanami padi sawah di musim hujan (rendeng), dan sekitar sepertiganya yang bisa ditanami padi di musim kemarau (gadu).      

Bupati Lampung Tengah, A Pairin, sebelumnya mengatakan, Kabupaten Lampung Tengah merupakan daerah di Provinsi Lampung yang paling besar jumlah jiwa penduduknya, dan sebagian besar sebagai petani.

Pihaknya terus memacu pembangunan pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani, baik padi, palawija, maupun tanaman perkebunan.

Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas areal 407.000 K2, dengan jumlah penduduk 418.000 kepala keluarga (KK) atau 1.411.922 jiwa, yang mendiami 304 kampung.