Dia menjelaskan PHE ONWJ mampu menyumbang minyak mentah 25 MBOPD dan gas 72,1 MMSCFD. PHE OSES berkontribusi 19,9 MBOPD minyak dan 36,0 MMSCFD gas, dan Pertamina EP Jawa Bagian Barat memproduksi 9,6 MBOPD minyak dan 220,6 MMSCFD gas.
"Selain itu juga ada kontribusi kinerja partnership atau kemitraan sebesar 0,11 MBOPD minyak dan 21,5 MMSCFD gas, serta pengeboran 13 sumur pengembangan," katanya.
Dirinya juga memaparkan sejumlah proyek pengembangan yang sedang dan akan dilakukan di wilayah-wilayah kerja Regional Jawa kepada awak media asal Lampung serta berbagai wilayah se-Jawa Barat.
Pengembangan lapangan dilakukan di lepas pantai OO-OX pesisir utara Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lapangan ini diproyeksikan berproduksi pada kuartal pertama tahun 2026 dan akan memberikan tambahan minyak sebesar 2.996 BOPD serta gas 21,26 MMSCFD.
Kemudian pekerjaan perbaikan dan penggantian pipa secara bertahap oleh PHE ONWJ sejak 2022 dengan proyeksi perbaikan sepanjang 120 kilometer pada akhir tahun ini guna meningkatkan keandalan jaringan pipa bawah laut.
"Demikian pula PHE OSES dengan memperbarui jalur pipa menghubungkan antar anjungan sepanjang lebih dari 51,5 kilometer yang akan dituntaskan tahun ini," katanya.
Agus mengaku perusahaan berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah berkaitan target 'Net Zero Emission' 2060 dengan mengembangkan teknologi pemanfaatan CO2 untuk peningkatan pemulihan minyak dan pencapaian dekarbonisasi.
Program Pertamina EP Jawa Bagian Barat yang dikembangkan sejak tahun 2002 di Lapangan Jatibarang itu merupakan proyek percontohan dengan target implementasi secara penuh pada 2031 dengan proyeksi mampu mengurangi 14,6 juta ton CO2 per tahun.
Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa juga menjalankan program pemberdayaan masyarakat demi menciptakan masa depan berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah operasi.
Program pemberdayaan yang dijalankan perusahaan mencakup empat pilar kehidupan yakni pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, ekonomi, serta lingkungan. Tahun ini ada 82 program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan.
Program Nelayan Terampil dan Berpendidikan (Nelayan Tampan) yang diimplementasikan PHE ONWJ di Kandanghaur, Indramayu menjadi salah satu program CSR unggulan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Pada sektor kesehatan, seluruh anak perusahaan hulu migas Pertamina Regional Jawa menjalankan program pencegahan serta penanggulangan kasus gizi buruk pada anak atau stunting.
Di wilayah kerja PHR OSES yakni Kepulauan Seribu, perusahaan menginisiasi program 'Seribu Asa' atau Selamatkan Generasi dari Stunting dan Gizi Buruk Bersama Pertamina.
"Anak-anak bergizi buruk di Pulau Kelapa, Harapan, serta Panggang memperoleh akses ke fasilitas sanitasi bersih dan makanan utama bergizi. Kami telah melihat hasil positif, setidaknya 57 anak mencatatkan pertumbuhan yang baik, hingga keluar dari zona stunting," katanya.
Kemudian di sektor ekonomi dengan pengembangan pelaku UMKM oleh Pertamina EP melalui pemberdayaan para purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Subang lewat program Purna Subang (Purna Pekerja Migran Indonesia Berdaya).
Terakhir di sektor lingkungan, PHE ONWJ menjalankan program Jam Pasir (Jaga Alam melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir) dengan salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pemasangan alat pemecah, peredam ombak, dan sedimen trap.
Berkat inovasi ini, lahan baru berupa sedimentasi pasir terbentuk. Ribuan bakau juga telah ditanam di lahan baru tersebut sehingga bermanfaat untuk menahan abrasi sekaligus menghidupkan kembali habitat pesisir yang sehat.
Kegiatan CSR perusahaan bersama para mitra ini sukses mengantarkan Pertamina Regional Jawa memperoleh sejumlah penghargaan level nasional hingga internasional.
Penghargaan itu meliputi 16th Annual Global CSR & ESG Summit & Awards 2024, CSR dan Pengembangan Desa Berkelanjutan Awards 2024, Public Relations Indonesia Award (PRIA), Top CSR Award, serta Indonesia Sustainability Reporting Award atau ISRA.