Kemarau panjang: mahasiswa Unila inisiasi atasi kekeringan dengan sistem Subak

id lampung, unila

Kemarau panjang: mahasiswa Unila inisiasi atasi kekeringan dengan sistem Subak

Kemarau Panjang: 4 Mahasiswa  Unila Menginisiasikan Upaya Penanggulangan Kekeringan dengan sistem  Kearifan Lokal Subak (ANTARA/HO-Unila)

Bandarlampung (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Lampung (Unila)  yang tergabung dalam Program Kreativitas  Mahasiswa (PKM) 2023 bidang Sosial Humaniora (PKM-RSH) berhasil melakukan riset terkait upaya penanggulangan kekeringanj dengan kearifan lokal Subak.

Dalam riset yang diselenggarakan Kemendikbudristek itu sistem Subak dilakukan melaui sistem pranto mongso di Desa Rejo Binangun Kabupaten lLampung Timur.

Atas inovasinya empat mahasiswa bimbingan Suparman Arif, S.Pd., M.Pd tersebut adalah Nasrullah Kurniawan (Ketua), Imroah Laina Retno Mukti Kusuma, faiza Nur Rohmaah, dan Mario mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek dan berhak melaju ke tingkat nasional untuk bersaing dengan seluruh mahasiswa nasional.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh tim RSH Unila tersebut bahwa di beberapa daerah Provinsi Lampung sudah lebih dari dua bulan mengalami kemarau panjang, hal tersebut berdampak pada hasil pertanian yang kurang maksimal, bahkan gagal panen.

Namun ternyata peristiwa serupa terkait kekeringan atau kemarau panjang juga terjadi di Desa Rejo Binangun Kabupaten Lampung Timur.

Hal unik yang membedakan di desa ini sistem pertaniannya tetap lancar, hijau, bahkan masih memiliki pasokan air yang sangat cukup.  Peristiwa  ini tentunya berpengaruh pada hasil panen yang tetap maksimal.

Hadirnya Subak dengan sistem pranoto mongso di Desa Rejo Binangun tentunya telah menjadi terobosan unik berbasis kearifan lokal yang sangat efektif untuk pertanian.

Bahkan sistem ini juga dapat dijadikan sebagai role model daerah lain  untuk terus menggunakan dan melestarikan kearifan lokal yang menunjukkan kekayaan nusantara.