Pemkab Tanggamus siapkan langkah strategis antisipasi El Nino

id Antisipasi El Nino ,Tanggamus ,Sektor pertanian

Pemkab Tanggamus siapkan langkah strategis antisipasi El Nino

Ilustrasi- lahan sawah milik warga di Pesisir Barat Lampung yang belum di tanam. (ANTARA/Riadi Gunawan)

Tanggamus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus, Provinsi Lampung telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi guna mencegah dampak kekeringan menghadapi potensi puncak fenomena El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus-September 2023.

Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Kabupaten Tanggamus, Lampung, Rahmat mengatakan, saat dihubungi dari Pesisir Barat, Jumat, mengatakan pihaknya telah menyiapkan strategi khusus untuk mengatasi fenomena El Nino yang ekstrim di wilayah tersebut.

"Kalau untuk antisipasi El Nino sendiri di Kabupaten Tanggamus, kita sudah membentuk satgas, yang terdiri dari Dinas Pertanian, seluruh mulai dari kepala dinas sampai di unsur kecamatan," kata Rahmat.

Ia mengatakan, bahwa awal langkah mitigasi tersebut adalah dengan melakukan pemetaan geografis terhadap wilayah rawan bencana kekeringan.

"Untuk pemetaan wilayah yang terdampak kekeringan itu ada di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Bulok, Pugung, dan Pematang Sawah, itu berpotensi kekeringan," kata dia.

Ia pula mengatakan, yang memicu daerah tersebut dilanda kekeringan, yakni tidak adanya sumber air di wilayah itu.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya juga akan menurunkan sejumlah unit mesin pompa air untuk menanggulangi kekurangan air yang diperkirakan akan melanda di daerah pertanian tersebut.

"Kami antisipasi dengan cara meminjamkan Alkon atau pompa air, kita punya cadangan itu ada 15 pompa air," katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan semua pihak terkait dengan dampak yang ditimbulkan dari fenomena El Nino.

Puncak terjadinya El Nino diprediksi akan berlangsung pada bulan Agustus-September dan hal itu akan berakibat pada musim kemarau yang lebih kering dari kemarau saat tidak terjadi El Nino seperti pada tahun 2020, 2021, dan 2022.

Dia mengatakan, jika kondisinya semakin kering, dampak lanjutnya adalah lahan dan hutan menjadi mudah terbakar. Selain itu dampak yang diberikan itu kepada para petani karena air semakin kurang, sehingga sektor pertanian akan terganggu.