Bandarlampung (ANTARA) - Kabupaten Pringsewu dengan luas baku lahan 13.928 hektare memiliki potensi yang tinggi dalam kegiatan perbenihan padi.
Selain dengan produktivitas sebesar 5,75 ton/hektare, di atas rata-rata nasional, yang juga ditunjang dengan tumbuhnya kegiatan perbenihan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 melalui kelompok perbenihan padi sebanyak 12 kelompok desa mandiri benih di 6 kecamatan Kabupaten Pringsewu, dengan produksi tertinggi pada tahun 2017 mencapai 600 ton benih bersertifikat, dan pemasarannya sampai ke Provinsi Jambi dan Aceh.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pringsewu Heri Iswahyudi, saat membacakan sambutan tertulis Penjabat Bupati dalam kegiatan Panen Benih Padi Varietas Cakrabuana, di Pekon Kresnomulyo Barat, Kecamatan Ambarawa, beberapa waktu lalu.
“Dengan kegiatan panen raya demplot padi varietas Cakrabuana, Inpari 47 dan 48 yang berumur genjah pada saat ini, diharapkan dapat menjadi penambahan koleksi varietas padi di kelompok desa mandiri benih,” katanya.
Kebutuhan terhadap benih sumber padi yang adaptif khususnya di Provinsi Lampung, yaitu varietas yang sesuai dengan agroekologi, mutu benih yang terjamin, tersedia tepat waktu dan mudah diperoleh merupakan variabel penting dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas di bidang pertanian.
Menurutnya, kegiatan penanaman perbenihan padi genjah dilakukan oleh Kelompok Tani Penangkar Benih Padi Genjah di Pekon Kresnomulyo Barat, dengan luasan lahan 5 hektare dengan varietas Cakrabuana, Inpari 48 dan Inpari 47.
Varietas Cakrabuana berumur 105 hari setelah semai dengan potensial hasil 10,2 ton/hektare.
Tujuan kegiatan ini menyediakan benih sumber padi sawah dan mendorong ketersediaan benih untuk IP 400. Kegiatan perbenihan padi genjah ini merupakan program kerja sama Dirjen Tanaman Pangan melalui Direktorat Perbenihan dengan Balitbangtan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung.
Sementara itu Ketua Komisi IV DPR-RI Sudin mengatakan, Provinsi Lampung ini sudah swasembada, hasil panen pertanian itu dilihat dari benihnya. jika benihnya unggul, airnya memadai, pupuknya terpenuhi, sudah dipastikan hasilnya akan bagus.
“Saya meminta kepada pihak terkait supaya bibit ini segera disertifikasi. Selain padi, saya juga meminta untuk nursery bibit seperti kakao, jagung, kopi, bisa dibuat di Provinsi Lampung, sehingga tidak jauh-jauh mendatangkan bibit dari daerah lain,” katanya pula.