Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura segera mematangkan rancangan kapal buat angkutan sungai di Papua khususnya Kabupaten Mamberamo Raya.
Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam siaran persnya di Jayapura, Rabu mengatakan hal ini meresponi secara serius aspirasi tokoh adat, pemuka agama dan tokoh Pemerintahan Papua terkait isu aksesibilitas yang menjadi kebutuhan strategis bagi masyarakat Bumi Cenderawasih.
"Beberapa waktu lalu saya bersua dengan Pendeta Lipius di Mamberamo Papua. Pak pendeta menyampaikan bahwa masyarakat di sana butuh alat transportasi seperti perahu. Nah karenanya saya mendiskusikan hal tersebut dengan teman-teman ITS," kata Mensos Risma di Gedung Rektorat ITS.
Menurut Mensos Risma, dalam pertemuan tersebut, dirinya berdiskusi mendalam dengan Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati dan para pakar perancang kapal, di mana terungkap berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat Papua, terutama masalah aksesibilitas bahkan menjajaki berbagai kemungkinan termasuk adanya dukungan teknologi dan peralatan dari para pakar di ITS.
"Bila masalah aksesibilitas di Papua bisa ditingkatkan, maka akan memicu aktivitas, termasuk aktivitas perekonomian. pada gilirannya hal ini akan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat," ujarnya.
Dia menjelaskan usai berdiskusi, ITS akan berkolaborasi dengan Universitas Cenderawasih Papua untuk mewujudkan harapan tersebut, selama ini masyarakat Papua sudah mahir membuat kapal, sehingga kolaborasi dua perguruan tinggi tersebut menjadi momentum untuk melakukan "transfer of knowledge and technology" dengan demikian akan menghasilkan kapal yang handal, dan bisa menjadi andalan transportasi masyarakat Papua.
"Nantinya Universitas Cenderawasih akan menyiapkan sumber daya, baik bahan maupun tenaga, sementara ITS akan menyiapkan juga tenaga ahli perkapalan untuk bertukar pikiran dalam penyiapan kapal motor untuk masyarakat," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya berharap bahwa hasil kolaborasi tersebut bisa dituntaskan dalam waktu singkat, sehingga pada 17 Agustus 2021 bisa diluncurkan, ke depan program kerja di antara Kemensos, ITS dan Uncen tidak berhenti pada pembuatan kapal, tahap selanjutnya juga akan disertai dengan pelatihan bagi masyarakat agar makin mahir membuat kapal untuk moda transportasi sungai.
"Kami ingin hasil karya bersama ini bisa segera tuntas dan siap dilaunching 17 Agustus mendatang. Kapal itu nanti akan lebih banyak untuk mengangkut barang," ujarnya lagi.
Sementara itu, Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan Universitas Cenderawasih Papua dalam pembuatan kapal rakyat, ke depan kapal boat tersebut lebih dioptimalkan untuk angkutan barang, sehingga distribusi barang ke masyarakat bisa lebih cepat dan efisien.
"Kami sudah siap dan Insya Allah bisa seperti yang diinginkan Bu Mensos di mana kapal tuntas pada 17 Agustus 2021. Nantinya kapal tersebut akan dioptimalkan untuk angkutan barang, agar distribusi barang kebutuhan masyarakat cepat dan efisien," katanya.
Sekadar diketahui, rencananya Kemensos tidak hanya menyiapkan angkutan air, tapi juga darat berupa sepeda motor dengan baterai yang sudah dibuat oleh ITS dengan nama "GESITS". Bahkan nantinya tidak hanya sepeda motor, ITS juga akan membuatkan stasiun pengisian energi dengan menggunakan teknologi solar cell.
Sebelumnya, kepada Mensos Risma, para tokoh Papua yang diwakili Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Pendeta Lipiyus Biniluk menyatakan kebutuhan warga untuk meningkatkan akses terhadap moda transportasi air, khususnya melalui sungai. Sehingga, sesampainya di Surabaya, Mensos merespon cepat dengan melakukan pertemuan bersama pimpinan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
Baca juga: UU Kelautan Kebangkitan Indonesia
Baca juga: UU Kelautan Kebangkitan Indonesia