Kemensos bentuk dua Kampung Siaga Bencana di Tulang Bawang Barat
Kemampuan teknis seperti ini tak sekedar diketahui oleh para relawan yang sudah tergabung, tetapi masyarakat harus lebih banyak lagi, ujar Umar
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial membentuk dua Kampung Siaga Bencana (KSB) sebagai kesiapan dan mitigasi dalam rangka mengantisipasi banjir dan puting beliung di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung.
Masyarakat di dua desa yakni dua kampung yang didirikan KSB yakni di Desa Panaragan dan Desa Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat diberikan pembekalan dan materi kebencanaan serta simulasi jika terjadi bencana.
"Dua desa ini lantaran sering terjadi bencana angin puting beliung dan banjir akibat meluapnya Sungai Way Kanan dan Way Kiri," ujar Bupati Tulangbawang Barat, Umar Ahmad dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Tulang Bawang adakan simulasi penanganan bencana di tengah pandemi COVID-19
Umar didampingi Kasubdit Kesiapsiagaan Mitigasi, Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Iyan Kusmadiana meresmikan wilayah tersebut sekaligus menyerahkan bantuan logistik senilai Rp106 juta untuk mengisi dua lumbung KSB di masing-masing desa sebesar Rp53 juta.
“Kemampuan teknis seperti ini tak sekedar diketahui oleh para relawan yang sudah tergabung, tetapi masyarakat harus lebih banyak lagi,” ujar Umar.
Ke depannya, bukan hanya di dua titik kawasan tersebut tapi semua wilayah harus menjadi kawasan siaga bencana, kata dia.
Antusias mengikuti pelatihan berbasis masyarakat ditunjukkan warga Tulang Bawang Barat, mulai dari pemetaan wilayah, penyiapan skema evakuasi, pertolongan pertama, hingga pendirian posko pengungsian.
Baca juga: BPBD Lampung mulai petakan potensi bencana daerah
Untuk mitigasi bencana seperti ini baru pertama kali warga rasakan, sehingga mereka berharap ketika bencana banjir terjadi bisa menyiapkan sebaik mungkin.
"Kami minta dibimbing apalagi cuma tiga perlu penunjang seperti dapur umum, tenda-tenda dan pelampung karena banyak yang tidak bisa berenang jangan sampai mau menolong tapi relawannya tenggelam, " ujar relawan KSB. Antoni.
Dibentuknya dua KSB menambah jumlah KSB di seluruh Indonesia menjadi 782 agar menjadi bekal bagi masyarakat, sekaligus meminimalisir bencana banjir dan angin puting beliung yang datang tiba-tiba.
Masyarakat di dua desa yakni dua kampung yang didirikan KSB yakni di Desa Panaragan dan Desa Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat diberikan pembekalan dan materi kebencanaan serta simulasi jika terjadi bencana.
"Dua desa ini lantaran sering terjadi bencana angin puting beliung dan banjir akibat meluapnya Sungai Way Kanan dan Way Kiri," ujar Bupati Tulangbawang Barat, Umar Ahmad dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Tulang Bawang adakan simulasi penanganan bencana di tengah pandemi COVID-19
Umar didampingi Kasubdit Kesiapsiagaan Mitigasi, Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Iyan Kusmadiana meresmikan wilayah tersebut sekaligus menyerahkan bantuan logistik senilai Rp106 juta untuk mengisi dua lumbung KSB di masing-masing desa sebesar Rp53 juta.
“Kemampuan teknis seperti ini tak sekedar diketahui oleh para relawan yang sudah tergabung, tetapi masyarakat harus lebih banyak lagi,” ujar Umar.
Ke depannya, bukan hanya di dua titik kawasan tersebut tapi semua wilayah harus menjadi kawasan siaga bencana, kata dia.
Antusias mengikuti pelatihan berbasis masyarakat ditunjukkan warga Tulang Bawang Barat, mulai dari pemetaan wilayah, penyiapan skema evakuasi, pertolongan pertama, hingga pendirian posko pengungsian.
Baca juga: BPBD Lampung mulai petakan potensi bencana daerah
Untuk mitigasi bencana seperti ini baru pertama kali warga rasakan, sehingga mereka berharap ketika bencana banjir terjadi bisa menyiapkan sebaik mungkin.
"Kami minta dibimbing apalagi cuma tiga perlu penunjang seperti dapur umum, tenda-tenda dan pelampung karena banyak yang tidak bisa berenang jangan sampai mau menolong tapi relawannya tenggelam, " ujar relawan KSB. Antoni.
Dibentuknya dua KSB menambah jumlah KSB di seluruh Indonesia menjadi 782 agar menjadi bekal bagi masyarakat, sekaligus meminimalisir bencana banjir dan angin puting beliung yang datang tiba-tiba.