Banjarbaru (ANTARA) - Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof. Dr. dr. Syamsul Arifin, MPd mengatakan bahwa wisata luar ruang (outdoor) bisa menjadi pilihan destinasi yang aman di tengah pandemi.
"Disarankan untuk memilih lokasi hiburan di zona hijau yang relatif lebih aman. Sangat dianjurkan juga memilih destinasi ke tempat terbuka seperti pantai atau wisata pegunungan hingga bermacam tempat rekreasi keluarga di alam terbuka lainnya," kata dia di Banjarbaru, Sabtu.
Dijelaskan Syamsul, tempat terbuka memiliki risiko penularan corona yang lebih rendah dibandingkan tempat tertutup. Pasalnya, ruangan tertutup tidak masuk cahaya Matahari dan sirkulasi udara tidak sebagus di tempat terbuka.
Tempat terbuka menjadi pilihan yang aman untuk wisata mengingat COVID-19 terutama menyebar dari orang ke orang yang saling kontak dekat, dalam jarak sekitar 2 meter.
Virus menyebar melalui tetesan pernapasan yang dilepaskan ke udara saat berbicara, batuk, berbicara, bernapas, atau bersin. Dalam beberapa situasi, terutama di ruang tertutup dengan ventilasi yang buruk, COVID-19 dapat menyebar ketika seseorang terpapar tetesan kecil atau aerosol yang tetap di udara selama beberapa menit hingga berjam-jam.
"Saat kita berada di luar, udara segar terus bergerak sehingga cenderung tidak cukup menghirup tetesan pernapasan yang mengandung virus yang menyebabkan COVID-19," jelas Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.
Menurut Syamsul, berada di luar juga menawarkan manfaat guna membuat dorongan emosional lebih stabil karena dapat membantu agar tidak merasa terlalu tegang, stres, marah atau tertekan. Bahkan, dengan berada di luar terutama pagi, sinar Matahari dapat dimanfaatkan tubuh untuk sintesa vitamin D.
Meskipun demikian, hal lain yang harus menjadi perhatian sebelum berwisata, antara lain kondisi badan sehat, mengutamakan penggunaan transportasi pribadi, membawa peralatan pribadi, dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mulai menggencarkan program CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability) agar pariwisata dan ekonomi dapat bangkit dan bertahan di masa pandemi.
Syamsul mengakui, kebijakan tersebut semakin memperkuat keinginan masyarakat untuk berwisata karena meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa tempat wisata yang dituju telah aman.
"Meskipun pihak pengelola telah mempersiapkan penerapan protokol kesehatan, masyarakat juga harus bisa memilih destinasi wisata yang aman dari penyebaran COVID-19, makanya saran saya paling aman di outdoor," tandas pria yang juga menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya itu.
Salah satu tempat wisata berkonsep outdoor di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yaitu taman rekreasi dan edukasi Amanah Borneo Park yang juga menjadi tujuan wisata di tengah pandemi.
Direktur Utama Amanah Borneo Park Fatwa Aji Lanang Nugroho mengatakan pihaknya sangat mendukung program pemerintah dalam upaya menekan laju penyebaran COVID-19 melalui berbagai kebijakan di masa adaptasi kebiasaan baru.
Memiliki luas area mencapai 30 hektar, Amanah Borneo Park yang berisi 25 wahana sejatinya dapat menampung 10 ribu pengunjung di saat bersamaan. Namun, pada masa pandemi ini pengelola membatasi maksimal hanya 700 orang saja agar protokol kesehatan yaitu menjaga jarak dan tidak berkerumun dapat benar-benar dilaksanakan.
"Dengan ikhtiar kita disiplin protokol kesehatan, Insya Allah Amanah Borneo Park jadi solusi warga Kalimantan Selatan dan sekitarnya menikmati wisata di ruang terbuka yang aman di tengah pandemi," tandasnya.
Baca juga: Pengelola wisata Gunung Mas di Kawasan Puncak, Bogor ajak masyarakat berwisata aman
Baca juga: Bagaimana pilih destinasi yang aman saat liburan akhir tahun
Berwisata "outdoor" pilihan destinasi yang aman masa pandemi
Sangat dianjurkan juga memilih destinasi ke tempat terbuka seperti pantai atau wisata pegunungan