Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menyatakan masih menunggu kajian yang lebih komprehensif dan detail terkait dengan rencana untuk membuka pariwisata setempat bagi wisatawan mancanegara mulai 11 September 2020.
"Semua perlu kajian, tidak bisa hanya melihat kita di Bali saja," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati disela-sela menghadiri Upacara Peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI, di Kantor Gubernur Bali, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, salah satu alasan yang harus dipertimbangkan dalam membuka pariwisata untuk wisman terkait regulasi maupun kondisi di negara asal wisatawan tersebut.
"Kami masih menunggu kajian yang lebih komprehensif dan detail," ujarnya yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu.
Baca juga: Bali lihat dulu perkembangan kasus COVID-19 sebelum buka wisata buat wisman
Dengan masih diperlukan kajian tersebut, Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu, tidak secara tegas menyatakan rencana membuka Bali untuk wisman mulai 11 September mendatang itu serta merta akan batal atau mundur.
Di sisi lain, tambah Cok Ace, jika dilihat dari perkembangan kasus COVID-19 di Provinsi Bali hingga saat ini relatif "flat" atau datar.
"Walaupun kadang-kadang masih muncul lagi kasus, itu karena konsekuensi dari belum adanya obat (COVID-19, red)," ujar Cok Ace didampingi Sekda Bali Dewa Made Indra itu.
Karena itu, menurut dia, tidak ada cara lain dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Wagub Bali berharap dengan dibukanya pariwisata Bali untuk wisatawan domestik atau wisatawan nusantara mulai 31 Juli dan juga untuk masyarakat lokal Bali pada 9 Juli, dapat membangkitkan perekonomian Bali, khususnya menggerakkan UMKM.
Dia tidak menampik bahwa akibat pandemi COVID-19 ini perekonomian Bali mengalami dampak terdalam karena selama ini menggantungkan dari sektor pariwisata.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia belum akan membuka sektor pariwisata untuk turis asing atau wisatawan mancanegara hingga akhir 2020.
Ia mengatakan, pemerintah memutuskan mengoptimalkan turis domestik untuk memulihkan industri pariwisata yang roboh akibat pandemi COVID-19.
"Kami mau turis domestik itu 70 persen. Masalah turis asing, kami sampai akhir tahun belum akan terima. Biar saja kami konsolidasi dulu," ujar Luhut dalam webinar yang digelar APINDO pada Kamis (13/8).
Baca juga: Industri pariwisata Bali incar wisman negara tetangga saat normal baru dibuka untuk pasar internasional