Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan investasi asing portofolio yang masuk ke pasar keuangan domestik (capital inflow) menembus Rp226 triliun sejak awal tahun hingga 7 November 2019.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Jumat, mengatakan modal asing ini masuk sebagian besar ke obligasi pemerintah Surat Berharga Negara sebesar Rp175 triliun, ke instrumen saham sebesar Rp49 triliun, dan sisanya ke obligasi korporasi serta instrumen keuangan lainnya.
"'Inflow' masuk Rp226 triliun sebagian besar berasal dari modal asing ke SBN," ujar Dody.
Menurut Dody, derasnya aliran masuk modal asing karena meredanya tekanan ekonomi global yang membuat investor "nyaman" untuk menaruh investasinya di negara-negara berkembang. Hal itu juga didukung dengan perbaikan fundamental ekonomi Indonesia, sehingga Tanah Air menjadi pilihan investor global dibanding negara-negara ekonomi sepadan (peers) lainnya.
Untuk global misalnya, kabar positif mengenai semakin dekatnya kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China membuat harapan semakin kuat untuk tuntasnya perang dagang antara dua negara raksasa ekonomi itu.
Selain itu, ketegangan mengenai Brexit di Eropa yang mereda juga membawa kabar positif, terjadi koreksi untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa.
Kondisi ekonomi global itu juga dinilai Dody yang menjadi salah satu penyokong menguatnya nilai tukar rupiah pada pekan ini dengan apresiasi 0,3 persen. Sedangkan sepanjang tahun berjalan (ytd) atau awal tahun hingga 7 November 2019, rupiah terapresiasi 2,6 persen.
"Investor global mulai mencari-cari untuk melihat imbal hasil yang tinggi, termasuk ke Indonesia. Kalau dilihat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik karena berbalik dengan harga. Data komo
Dari sisi domestik, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2019 yang sebesar 5,02 persen di atas ekseptasi para pelaku pasar. Bertambahnya cadangan devisa hingga 126,7 miliar pada Oktober 2019, juga menambah kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Pada hari ini juga muncul kabar baik dengan realisasi defisit transaksi berjalan kuartal III 2019 yang sebesar 2,7 persen PDB atau membaik dibanding kuartal II 2019 yang sebesar 2,9 persen PDB.
"Gambaran itu menutup sampai dengan perkembangan terakhir rupiah relatif stabil dan bahkan kemarin ada di Rp 13.990 per dolar AS dan itu menggambarkan kinerja yang bagus dari rupiah," kata Dody.
Baca juga: BI sosialisasikan pelonggaran pembiayaan properti