Ronda bisa jadi atraksi wisata

id bupati mustafa ronda di sendang

Ronda bisa jadi atraksi wisata

Bupati Lampung Tengah Mustafa (tengah berpeci)foto bersama warga Desa Sendang KEcamatan Padang Ratu saat ronda keliling beberapa waktu lalu (FOTO: Humas Pemkab Lampung Tengah)

Ronda adalah salah satu solusi peningkatan keamanan di Lampung Tengah sebagai wilayah terluas di Lampung dan personel keamanannya belum memadai, tegas Mustafa
Bandarlampung  (Antaranews Lampung) - Program ronda yang digagas Bupati Lampung Tengah Mustafa mendapat apresiasi dari beragam pihak baik perorangan hingga instansi bahkan digadang bisa menjadi obyek wisata nasional.

Awalnya, beberapa pihak memandang program tersebut sebagai sensasi saja karena persoalan ronda sudah ada sejak dulu di negeri ini. Namun, dengan keseriusan dan beragam kegiatan, bupati turun langsung ikut meronda dan memantau aktivitas warga yang sedang ronda, baik menggunakan kendaraan roda empat, roda dua bahkan menaiki perahu motor guna menjangkau warga yang berada di pedalaman.

Saat ronda itu, bupati selain menyampaikan program dan harapan kepada warga juga menyerap aspirasi guna perbaikan di dalam sistem pemerintahan terutama dalam hal pembangunan.

Sebagai contoh, Mustafa membagikan sertifikat tanah secara gratis kepada masyarakat penerima program pendaftaran tanah sistemtis lengkap (PTSL) sambil melakukan ronda, antara lain di Kampung Payungmulya.

Apresiasi program ronda salah satunya datang dari Kepala Pusat Inovasi Tata Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Andi Taufik karena berhasil menggerakan seluruh masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah.

Menurut Andi, meski ronda adalah hal biasa, namun konsep menggerakan seluruh masyarakat dan terjun langsung mengikuti ronda merupakan kelebihan ronda yang dilakukan Mustafa. Bahkan berkat program ronda ini Lampung Tengah berpeluang menjadi destinasi wisata nasional.

Ia menjelaskan, budaya ronda yang dilakukan Bupati Mustafa telah sering disampaikan pada setiap pertemuan di tingkat nasional. Bahkan, Lampung Tengah berpeluang menjadi destinasi tingkat nasional melalui inovasi tersebut.

Budaya ronda di Lampung Tengah tersistem dan terintegrasi ke pelayanan publik. Apalagi Bupati Lampung Tengah mau terjun langsung. Andi menilai di Indonesia tidak ada bupati yang seperti itu. Budaya ronda yang dilakukan Bupati sudah sering dibahas dan dipertontonkan di beberapa pertemuan nasional, banyak daerah lain yang tertarik.

Ketertarikan daerah atau provinsi lain untuk mempelajari program ronda, lanjut Andi, akan membuka peluang Lampung Tengah sebagai destinasi nasional untuk kegiatan ronda. Beberapa daerah diprediksi berkunjung ke Lampung Tengah ingin mengetahui konsep ronda di daerah ini.

Jangan heran, lanjut Andi kalau nanti bakal banyak daerah lain yang ingin ke Lampung Tengah untuk belajar konsep keamanan yang dibangun Mustafa. Ini adalah peluang yang harus ditangkap.

Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI Sudirman yang berkunjung ke Lampung Tengah, Kamis (27/4) juga mengapresiasi Bupati Lampung Tengah Mustafa yang sangat konsisten menjalankan program dan kegiatan ronda malam di wilayahnya yang terbukti mampu meningkatkan keamanan.

Menurut Pangdam, program ronda ini sangat membantu peningkatan keamanan di wilayah hukum Lampung Tengah, apalagi bupati tidak hanya memberi instruksi tapi bahkan terjun langsung ikut ronda malam.

Pangdam itu menjelaskan, beberapa wilayah di Lampung Tengah yang dulu dikenal "angker" kini pelan-pelan mulai aman.

Ia pun mengaku kenal daerah Padangratu, Anak Tuha yang sebelumnya dikenal angker. Dengan adanya ronda kini kian aman.

Pangdam pun menilai yang dilakukan Bupati Lampung Tengah sangat luar biasa. Sebagai kepala daerah, Mustafa tidak hanya menginstruksikan tapi ikut terjun langsung memantau ronda. Hal ini juga menunjukkan perhatian bupati terhadap kesejahteraan Babinkantibmas sangat besar. Apalagi tanggung jawab keamanan tidak hanya dibebankan kepada kepolisian dan TNI, tapi menjadi tanggung jawab bersama.

Polda Lampung pun memberikan apresiasi program ronda bupati tersebut. Wakapolda Lampung saat masih dijabat Brigjen Pol Bonifasius Tampoi pada akhir Maret lalu ikut keliling dengan dibonceng oleh Bupati Lampung Tengah Mustafa saat ronda di kampung Bandar Sakti, Tanjung Anom dan Bandar Agung.

Brigjen Bonifasius Tampoi menilai ronda yang digagas Bupati Lampung Tengah Mustafa efektif menekan angka kriminalitas di daerah tersebut sehingga menyarankan untuk diadopsi kabupaten atau kota lain.

Ronda tersebut, lanjutnya efektif menekan angka kriminalitas sehingga diharapkan dapat diadopsi oleh kabupaten atau kota lain di Lampung, khususnya di zona merah.

Brigjen Bonifasius mengapresiasi ronda di Lampung Tengah. Selain masyarakatnya sangat aktif, pemimpinnya juga terjun langsung memantau aktivitas ronda warganya.

Bupati Lampung Tengah Mustafa mengaku berterima kasih karena program ronda yang digagasnya diapresiasi di tingkat nasional. Terlebih program ronda dapat ditiru oleh kabupaten/kota lain di Indonesia untuk menciptakan keamanan daerah dengan sistem yang berkaitan langsung kepada pelayanan publik.

Ia pun mengenalkan program-program unggulan daerah yang dipimpinnya seperti peningkatan keamanan melalui ronda kepada mahasiswa Sespimmen Polri Direg ke-57 tahun 2017 saat beraudensi di rumah dinas bupati di Gunungsugih.

Pada kesempatan tersebut, Mustafa memperkenalkan Kabupaten Lampung Tengah secara rinci kepada peserta audiensi. Mustafa juga memaparkan program-program unggulan seperti program peningkatan keamanan melalui ronda.

Mustafa menambahkan, Pemkab Lampung Tengah juga telah membangun 2.017 pos ronda. Dengan adanya ronda ini, tentunya membuat daerah Lampung Tengah semakin aman, tindak kriminal di malam hari sudah hampir tidak ada lagi serta membuat masyarakatnya menjadi kompak dan rukun.

Menurut Perwira Pendamping Kombespol Wawan Setyawan, baru kali ini Sespimmen belajar ke Lampung khususnya Lampung Tengah. Calon-calon kapolres yang sedang belajar tersebut ternyata mendapatkan ilmu dan pembelajaran yang luar biasa penting khususnya mengenai ronda. Bahwa program ronda ini tentunya dapat menjadi percontohan yang baik dalam menjaga keamanan di masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat, baik pemerintah daerah maupun kepolisian bisa sama-sama menjaga keamanan di wilayahnya. Program ronda ini sangat luar biasa manfaatnya dalam rangka mendukung kamtibmas. Tentunya ini patut dicontoh oleh daerah-daerah lain.

Menurut Wawan, program ronda ini sangat membantu tugas kepolisian dalam menjaga keamanan di Lampung Tengah. Dengan jumlah personel yang terbatas maka peran serta masyarakat juga sangat penting.



Mahasiswa Asing Tertarik

Mahasiswa Thailand tertarik untuk mempelajari program ronda yang dilaksanakan di Kabupaten Lampung Tengah.

Ketertarikan itu disampaikan lima mahasiswa asal wilayah Patani, Thailand Selatan yang kini menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Lampung, yakni Ahmad Lahoya, Ahasan Bahak, Arafat Doni, Mareeyah Yusuf dan Suhailah Sidek saat bertemu dan berdialog dengan Mustafa.

Arafat, salah satu dari mahasiswa tersebut mengatakan, di daerahnya yakni Patani Thailand Selatan rawan terjadi konflik yang disebabkan SARA. Oleh sebab itu mereka mengaku sangat tertarik dengan konsep ronda yang selama ini dinilai efektif mengatasi konflik sosial.

Lampung Tengah sebelumnya juga wilayah yang rawan konflik sosial. Tapi akhirnya bisa diredam lewat program ronda. Para mahasiswa itu tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kegiatan ronda di Lampung Tengah dan melihat sejauh mana efektifitasnya.

Dari hasil penelitian tersebut mereka berniat melakukan ujicoba konsep ronda di tempat tinggal mereka di Patani yang sampai saat ini masih kerap dilanda konflik.

Suhailah, mahasiswa lainnya mengatajab, beberapa rekannya mulai menginjak akhir semester dan segera pulang ke kampung halaman, mereka ingin mempelajari ronda di lampung Tengah sebelum pulang ke negaranya.

Bagaimana ronda bisa meningkatkan keamanan dan menekan konflik. Ini yang ingin mereka pelajari dan dibawa pulang di kampung halaman nanti. Sebelumnya beberapa dari mereka juga pernah ikut terjun langsung ronda.

Sedangkan seorang mahasiswi dari Unversitas Chicago, Sana Jaffrey melakukan penelitian di Lampung Tengah terkait konsep ronda yang diprogramkan serta dijalankan oleh bupati setempat.

Penelitian dilakukan untuk mengkaji peran masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Dari lima provinsi yang diteliti, Lampung Tengah menjadi pilihannya. Hal ini tak terlepas dari keunikan Bupati Mustafa yang terjun langsung ikut ronda.

Selain Lampung ia juga meneliti beberapa metode pengamanan lainnya di Indonesia, seperti Jawa Barat, Banten, NTB dan Sulawesi Selatan. Nantinya penelitian tersebut diharapkan bisa menjadi rujukan dalam peningkatan keamanan di Indonesia yang melibatkan masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung di lapangan. Ronda di Lampung Tengah menjadi penelitian yang paling menarik, karena biasanya pengamanan hanya menjadi tanggung jawab kepolisian. Tapi ini bupatinya juga mau turun.

Sementara itu Bupati Lampung Tengah Mustafa menyatakan pihaknya menyambut baik keinginan mahasiswa dalam mempelajari dan meneliti ronda sebagai salah satu kearifan lokal di Indonesia.

Ia menegaskan, ronda adalah salah satu solusi peningkatan keamanan di Lampung Tengah sebagai wilayah terluas di Lampung dan personel keamanannya belum memadai.

Lampung Tengah dengan 28 kecamatan adalah wilayah terluas di Lampung. Aparat kepolisian tidak bisa bekerja sendirian menjaga keamanan untuk itu ronda menjadi solusinya. Masyarakat digerakkan untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan di wilayahnya masing-masing.

Dengan ronda, tegas Mustafa warga menjadi kompak. Warga mempunyai kesempatan untuk berkumpul bersama dan menjaga keamanan juga bersama-sama. Akhirnya komunikasi dan silaturahim terjalin dengan baik, sehingga gesekan-gesekan yang menyebabkan konflik dapat berkurang. Inilah salah satu manfaat ronda.