Raja Ampat (Antara) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu menegaskan perlunya mempertahankan kawasan wisata Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat bukan sebagai destinasi massal demi menjaga kelestarian lingkungan hidup dan untuk pembangunan wisata berkelanjutan.
"Destinasi wisata Kepulauan Raja Ampat memang bukan untuk destinasi massal sehingga wisata ke Raja Ampat merupakan wisata yang cukup mahal bagi orang Indonesia," kata Mari ketika meninjau persiapan penyelenggaraan Sail Indonesia ¿ Raja Ampat 2014 di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Raja Ampat, Sabtu.
Sebagai menteri yang menangani pariwisata, ia mengatakan akan mempertahankan terus destinasi wisata Kepulauan Raja Ampat sebagai destinasi wisata yang ekslusif demi mempertahankan keindahan panorama alam bawah laut dan pembangunan wisata berkelanjutan.
Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi menjadi sebagai objek wisata internasional, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk "diving site" di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.
Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002.
Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75 persen dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans.
Itu menjadikan 75 persen spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak itu.
Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong dan ikan pari Manta.
Dalam kunjungan persiapannya, Menparekraf Mari Pangestu meresmikan kapal ferry Express 7E yang melayani rute Sorong - Raja Ampat. Ini merupakan kapal ferry mewah ke-4 berkapasitas 400 penumpang yang melayani Sorong - Raja Ampat.
Dengan demikian, sudah ada empat kapal ferry yang siap mendukung acara Sail Raja Ampat 2014.
Selain itu, Mari juga meninjau Wisma Utama yang akan menjadi tempat tinggal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meresmikan Sail Raja Ampat 2014 pada 21 Juni 2014. Ia juga meninjau kesiapan gedung pertemuan dan Bandara Raja Ampat yang sedang dalam proses perpanjangan landasan dari 1.400 meter menjadi 1.800 meter.
Sail Raja Ampat 2014 akan dihadiri sedikitnya 3.000 orang dari dalam negeri dan luar negeri, termasuk wartawan mancanegara.