Gelandang Madrid Tchouameni jadi korban rasisme oknum fans Mallorca

id Vinicius Junior ,Aurelien Tchouameni ,Rasisme sepak bola,real madrid,fifa

Gelandang Madrid Tchouameni jadi korban rasisme oknum fans Mallorca

Gelandang Real Madrid Aurelien Tchouameni (kanan) merayakan gol ke gawang Real Mallorca bersama Luka Modric di Stadion Mallorca Son Moix. (AFP/JAIME REINA/JAIME REINA)

Vinicius dan yang lainnya menderita. Tidak ada alasan untuk melakukan serangan tersebut. Kami harus bersatu melawan kekerasan itu, kata Infantino

Jakarta (ANTARA) - Gelandang Real Madrid Aurelien Tchouameni menjadi korban rasisme yang dilakukan oknum pendukung Real Mallorca pada pertandingan La Liga pekan ke-31 di Estadio Mallorca Son Moix pada Minggu dini hari WIB.

"Selama pertandingan kemarin antara RCD Mallorca dan Real Madrid, rekaman menunjukkan seseorang melakukan gerakan rasis," demikian pernyataan resmi Real Mallorca sebagaimana diwartakan AFP, Minggu.

"Klub telah mengaktifkan protokol melawan kekerasan dalam sepak bola dan bekerja sama dengan kepolisian untuk mengidentifikasi pelaku,” kata klub peringkat 15 di klasemen sementara La Liga itu.

Saluran TV Spanyol Movistar+ merekam video oknum fans Mallorca meniru gerakan monyet saat pemain timnas Prancis itu merayakan golnya di babak kedua yang membawa Real Madrid membawa pulang tiga poin dari markas Mallorca.

Selain Tchouameni, striker Real Madrid asal Brasil, Vinicius Junior mengalami pelecehan rasis oleh oknum fans yang menarik perhatian Presiden FIFA Gianni Infantino.

Infantino dalam pertemuannya dengan Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) menyatakan bahwa maraknya kasus rasisme menunjukkan masih ada "masalah" dalam olahraga tersebut.

"Kami harus bersatu melawan rasisme,” katanya pada sebuah acara di Asuncion yang dihadiri Presiden Uruguay dan Paraguay, yang akan menjadi tuan rumah pertandingan perdana Piala Dunia 2030 bersama Argentina, Kamis (11/4).

"Vinicius dan yang lainnya menderita. Tidak ada alasan untuk melakukan serangan tersebut. Kami harus bersatu melawan kekerasan itu,” kata Infantino.

Bulan lalu, Spanyol dan Brasil menyelenggarakan pertandingan persahabatan di Madrid guna meningkatkan kesadaran pecinta sepak bola agar bersama-sama mencegah tindakan rasialisme.

Sebelum pertandingan itu, Vinicius mengatakan keinginannya untuk bermain sepak bola semakin menurun seiring meningkatnya insiden pelecehan rasial yang ditujukan kepadanya di Spanyol.