Pegiat ingatkan pariwisata sejarah budaya Indonesia kerap eksplorasi hal tidak logis

id Wisata Sejarah ,Wisata Budaya,Candi Borobudur,Asep Kambali

Pegiat ingatkan pariwisata sejarah budaya Indonesia kerap eksplorasi hal tidak logis

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan pada bagian candi di Candi Plaosan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (19/3/2020). Selain menutup sementara destinasi wisata sejarah tersebut, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah juga menyemprotkan disinfektan bagian batu candi untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.

Terbukti nenek moyang kita memiliki teknologi yang keren.

Jakarta (ANTARA) - Pegiat pelestarian sejarah dan budaya Asep Kambali mengatakan wisata sejarah dan budaya di Indonesia kerap kali mengeksplorasi hal yang tidak logis untuk menarik perhatian wisatawan.

"Misalnya cerita Candi Prambanan dibangun Bandung Bandawasa dalam waktu semalam untuk Rara Jonggrang. Anak milenial sekarang merasa tidak masuk akal," kata Asep dalam Traval LIVE Virtual Indonesia yang diikuti melalui akun Youtube Pesona Indonesia di Jakarta, Minggu.

Asep mengatakan ada hal-hal logis yang sebenarnya bisa dieksplorasi pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang bisa diceritakan dan menginspirasi. Misalnya, teknologi apa yang digunakan sehingga Candi Borobudur bisa bertahan ratusan tahun.

Menurut Asep, teknologi yang digunakan nenek moyang untuk membangun Candi Borobudur, sehingga kuat bertahan ratusan tahun tidak banyak disampaikan ke masyarakat. Justru cerita misteri dan mistis yang lebih banyak beredar.

"Padahal pada candi ada teknologi sistem batu kunci, yaitu antara batu satu dengan yang lain saling mengunci, dan ada beberapa sistem batu kunci. Itu yang membuat Candi Borobudur kuat dan bisa bertahan ratusan tahun," ujarnya pula.
Baca juga: Sebanyak 62 tempat bersejarah di Aceh ditetapkan sebagai situs cagar budaya


Candi Borobudur dengan sistem batu kunci tersebut membuktikan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia memiliki teknologi yang tinggi pada zamannya.

"Terbukti nenek moyang kita memiliki teknologi yang keren. Hal-hal seperti itu yang menurut saya bisa dieksplorasi," ujarnya.

Asep mengatakan Candi Borobudur dengan nilai sejarahnya bisa menjadi salah satu potensi pariwisata Indonesia. Pariwisata sejarah dan budaya seharusnya menjadi inti dari pengembangan pariwisata Indonesia.

"Kita kaya karena ada 750 bahasa dan 1.200 suku. Belum lagi kekayaan laut dan alam. Saya kita itu bisa menjadi penopang dan sumber devisa yang keren," katanya.
Baca juga: Museum Timah Indonesia Muntok, destinasi wisata sejarah unggulan Bangka Barat
Baca juga: Melirik destinasi wisata sejarah peninggalan Belanda di Kota Langsa