Lampung Timur (ANTARA) - Sejumlah pembudi daya lebah madu di Kabupaten Lampung Timur menyebutkan bahwa permintaan atas madu meningkat di tengah pandemi COVID-19.
"Meski masa pandemi, kami malah kehabisan stok madu karena banyak warga yang memesan," kata Yanto, salah seorang pembudidaya lebah madu yang tergabung dalam Komunitas Lebah Mas di Kacamatan Labuharatu Kabupaten Lampung Timur, Sabtu.
Menurut dia, pelanggannya kebanyakan adalah warga Lampung Timur.
"Pembeli datang langsung ke tempat kami kalau mau beli madu," katanya.
Ia menjelaskan bahwa madu yang dia jual adalah hasil budi daya lebah di pekarangan rumah. Ada sebanyak 60 kotak sarang lebah madu yang terdapat dalam pekarangan rumahnya.
Dia menyatakan, budi daya lebah madu adalah usaha yang menguntungkan dan bisa menambah pendapatan keluarga sehingga banyak warga di kampungnya berternak lebah madu.
"Satu kotak sarang lebah madu dapat menghasilkan dua botol madu sekali panen, tergantung koloninya. Kalau koloninya bagus, madunya banyak. Paling sedikit, satu kotak menghasilkan satu botol," katanya.
Untuk satu botol madu ukuran 250 mililiter dijual sebesar Rp100 ribu.
Sementara itu, Kabupaten Lampung Timur juga menggalakkan wisata memanen madu di sarang lebah madu.
"Lokasinya berada di Desa Labuhanratu VI dan Desa Labuhanratu IX Kecamatan Labuhanratu," kata Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Lampung Timur Rudi Hartono.
Ia menerangkan di kedua desa itu ada warga yang membudidayakan lebah madu dan menjadikannya sebagai wisata edukasi atau wisata alam.
Pembudidaya madu menggandeng Kelompok Sadar Wisata / Pokdarwis dan HPI untuk mempromosikannya.
"Kalau mau berkunjung bisa langsung menemui pokdarwis desa atau menghubungi pemandu wisata HPI," katanya.
Dia menjelaskan, pengunjung yang memesan paket wisata tersebut akan diajak ke lokasi budi daya madu.
Pengunjung langsung ikut memanen dan memeras madu sendiri serta mencicipi madunya.