Pekanbaru (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) menyatakan hingga pekan ketiga Januari 2020 progres pembangunan jalan tol ruas Pekanbaru-Dumai sudah mencapai rata-rata 90 persen untuk semua seksi.
Direktur Utama Hutama Karya (HK) Bintang Perbowo dalam pernyataan pers kepada Antara di Pekanbaru, Selasa, mengatakan ruas tol dengan panjang 131 kilometer itu terbagi menjadi enam seksi. Proyek infrastruktur tersebut ditargetkan selesai pembangunan konstruksinya sebelum mudik Lebaran 2020.
"Progres ruas tol Pekanbaru-Dumai cukup cepat ya, proses pengadaan tanah hampir 100 persen jadi pembangunan konstruksi juga bisa cepat. Kita targetkan mudik Lebaran sudah bisa digunakan oleh masyarakat," katanya.
Untuk Seksi 1 yaitu dari Gerbang Tol (GT) Pekanbaru–GT Minas sepanjang 9,5 kilometer (Km), sempat dibuka secara fungsional pada saat arus mudik Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 kemarin, yaitu dari tanggal 23 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020. Selama masa itu ada sebanyak 40.518 kendaraan golongan I (Non Bus) yang melintas.
Jalan Tol Pekanbaru-Dumai merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang merupakan proyek strategis dan sangat dinantikan oleh masyarakat di Sumatera. Ia mengatakan HK terus fokus merampungkan penugasan pembangunan JTTS.
Jalan tol yang menghubungkan Lampung hingga Aceh ini akan melalui 24 ruas Jalan Tol Trans Sumatra sepanjang kurang lebih 2.765 km, dengan prioritas di delapan ruas sepanjang kurang lebih 614 km.
Setelah menyelesaikan konstruksi beberapa ruas yang telah beroperasi, salah satu fokus pembangunan konstruksi JTTS pada tahun 2020 adalah Ruas Pekanbaru-Padang sepanjang 254,80 km. Ruas ini merupakan koridor penghubung yang menghubungkan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, yang terdiri dari enam seksi yaitu Seksi I Padang-Sicincin (36,15 km), Seksi II Sicincin-Bukittinggi (38 km), Seksi III Bukittinggi-Payakumbuh (34 km), Seksi IV Payakumbuh-Pangkalan (58 km), Seksi V Pangkalan-Bangkinang (56 km) dan Seksi VI Bangkinang-Pekanbaru (38 km).
"Pembangunan ruas tol Pekanbaru-Padang seksi I sudah kami mulai sejak kehadiran Presiden Jokowi melakukan ground breaking pada 9 Februari 2018. Sampai dengan sekarang yang baru bisa dikonstruksi baru 1,3 km, masih terhambat proses pengadaan tanah. Harapan kami kedepan pembangunan bisa cepat progresnya, didukung Sinergi Percepatan Pembangunan dari Polda Sumbar, Pemprov setempat dan pihak lainnya," kata Bintang.
Saat ini pembebasan lahan pada ruas tol Padang-Sicncin menjadi tantangan sendiri, dimana rencananya ruas tol ini akan melewati lima Kecamatan dan 15 Nagari di wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Namun, usaha semua pihak terus dilakukan agar jalan tol ini dapat terwujud, salah satunya dengan melakukan sinergi percepatan Pelaksanaan Pembangunan dengan bantuan Polda Sumatra Barat dan relokasi trase ruas tol Padang-Sicincin.
Senior Executive Vice President Divisi Pengembangan Jalan Tol Hutama Karya, Agung Fajarwanto menjelaskan bahwa relokasi trase jalan tol dilakukan karena beberapa penolakan dari warga, sehingga proses perencanaan harus diulang termasuk dengan proses pengadaan tanah.
"Rencana awalnya ruas tol Padang-Sicincin 30,4 km, namun sekarang berubah menjadi 36,15km. karena warga di Nagari Sungai Abang, Nagari Lubuk Alung dan Nagari Sicincin menolak tanahnya dibebaskan karena merupakan tanah pusaka tinggi dan lahan produktif," jelas Fajar.
Pembangunan jalan tol ruas Pekanbaru-Padang ini diharapkan dapat segera terbangun sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat di Sumatera Barat dan Riau pada khususnya, baik dari sektor pariwisata, pertanian, kuliner dan juga tentunya dapat memangkas waktu tempuh dari Padang menuju Pekanbaru, sehingga lebih singkat.
Sampai dengan akhir tahun 2019, Hutama Karya telah membangun membangun 548 km Jalan Tol Trans Sumatera dengan 364 km jalan tol yang sudah beroperasi penuh yakni ruas Bakauheni – Terbangi besar 140 km, ruas Terbangi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sepanjang 189 km, ruas Medan-Binjai sepanjang 13 km, dan ruas Palembang-Indralaya sepanjang 22 km.