Putra Nababan nilai ANTARA relevan sebagai media referensi penangkal hoaks

id Putra nababan, rosiana silalahi, rakernas ANTARA

Putra Nababan nilai ANTARA relevan sebagai media referensi penangkal hoaks

Dirut ANTARA Meidyatama Suryodiningrat (kedua kiri) bersama sejumlah praktisi media, dalam pembukaan sharing session bertajuk "Peran LKBN ANTARA Ke Depan" di Wisma ANTARA, Jakarta, Selasa (27/8/2019). (Rangga Pandu Asmara Jingga)

Jakarta (ANTARA) - Mantan praktisi media Putra Nababan mengatakan LKBN ANTARA sebagai Kantor Berita Indonesia merupakan media yang paling relevan sebagai referensi penangkal informasi hoaks.

Hal itu disampaikan Putra Nababan dalam sharing session bertajuk "Peran LKBN ANTARA Ke Depan", dalam Rakernas LKBN ANTARA 2019, di Wisma ANTARA, Jakarta, Selasa.

"Saat ini di tengah banyaknya informasi, masyarakat ingin mencari kebenaran ada di mana. Untuk itu, yang perlu dipertajam adalah berita-berita investigasi. ANTARA juga relevan dan bisa masuk dalam program penangkal hoaks," kata Putra Nababan.
 

Anggota DPR RI terpilih dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu mengatakan LKBN ANTARA memegang peran penting untuk mengedepankan kecepatan dan relevansi informasi, di tengah maraknya informasi yang bertebaran di media sosial.

Dia menekankan yang abadi di dunia ini adalah perubahan. Oleh karena itu ANTARA sebagai Kantor Berita Indonesia harus senantiasa membuka diri atas perubahan.

Dia menilai ANTARA masih relevan dengan bisnis intinya sebagai media pemimpin penyedia informasi yang kredibel, namun posisi itu harus diperkuat dengan terus menciptakan diferensiasi.

"Sudah sejak lima tahun lalu, orang malas membuka portal berita mainstream. Mereka mau konten berita langsung dihadirkan di-gadget mereka, lalu mereka tinggal klik. ANTARA dapat masuk di sisi ini," jelas dia.

Putra menilai ANTARA dapat hadir dan memperkuat posisinya di media sosial dan membuat masyarakat atau netizen secara sukarela mau mengklik dan meneruskan konten-konten ANTARA di media sosial, sehingga tercipta sebuah keterlibatan antara media dengan pembaca atau pengikutnya.

Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan di tengah pesatnya informasi di media sosial, secara umum media mainstream saat ini tidak dapat lagi menunda publikasi konten pemberitaan.
 

Kecepatan mempublikasikan informasi itu harus didukung perkembangan teknologi yang mengikuti perkembangan zaman.

Oleh sebab itu, kata Rosi, perusahaan yang dipimpinnya sudah sejak lama mengembangkan konten televisi digital.

Seluruh informasi yang diperoleh jurnalis di lapangan, langsung dapat dipublikasikan melalui konten televisi digital tersebut, tanpa harus melalui proses produksi yang panjang seperti proses penayangan berita di televisi konvensional.

"Bagi kami digital bukan lagi sebagai tambahan, melainkan sebagai ujung tombak sendiri. Setiap konten yang bagus maka langsung ditayangkan di digital," kata Rosi.

Menurutnya hal-hak berbasis digital first dapat dilakukan juga oleh media mainstream lain, tak terkecuali LKBN ANTARA dengan tetap disesuaikan terhadap bisnis intinya masing-masing.