Palembang (ANTARA LAMPUNG) - Ratusan petani dari sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan menggelar aksi damai lanjutan, dengan cara membaca ayat suci Al Quran dan surat Yasin bersama di depan Markas Kepolisian Daerah setempat, Kamis siang.
Aksi tersebut digelar untuk mendapatkan berkah dan perlindungan dari Allah SWT agar perjuangan petani membebaskan Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Anwar Sadat dan dua rekannya berlangsung tertib dan damai tanpa terpancing tindakan provokasi seperti pada aksi sebelumnya yang berakhir ricuh, kata koordinator lapangan aksi petani dan aktivis Walhi Sumsel Sudarto, di Palembang.
Dijelaskannya, upaya membebaskan aktivis Walhi Sumsel dan petani yang ditangkap saat melakukan aksi memperjuangkan lahan perkebunan dikuasai PT Perkebunan Nsantara VII untuk kebun tebu dan pabrik gula Cinta Manis, Kabupaten Ogan Ilir akan terus dilakukan karena hingga kini masih tiga orang lagi ditahan polisi.
"Sekarang ini ada tiga orang masih ditahan dari 26 orang yang ditangkap ketika terjadi bentrokan dalam aksi unjuk rasa petani di Mapolda Sumsel pada Selasa (29/1)," ujarnya.
Ketiga orang yang masih ditahan dan telah ditetapkan sebagai tersangka terkait aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh itu yakni Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Anwar Sadat, Dedek Chaniago staf Poper Walhi Sumsel, dan seorang petani anggota Serikat Petani Sriwijaya (SPS) Kamaludin.
Selain menggelar aksi damai pembacaan ayat suci Al Quran dan surat Yasin, untuk melepaskan aktivis Walhi dan petani yang masih ditahan tersebut, sekarang ini tim advokasi berupaya mengajukan surat penangguhan penahanan kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Iskandar Hasan.
Melalui gerakan masa dan upaya hukum yang dilakukan tim advokasi, diharapkan pihak Polda bisa memenuhi penangguhan penahanan aktivis dan petani Sumsel itu, sehingga perjuangan dalam mendapatkan hak atas lahan yang dikuasai PTPN VII bisa berjalan sesuai harapan petani Ogan Ilir.
Aksi solidaritas dengan tujuan utama membebaskan Direktur Walhi Sumsel, serta dua aktivis lainnya, sebelumnya digelar dengan cara aksi diam menututup mulut dengan lakban berwarna hitam, kata Sudarto.
Tindakan Anarkis
Sementara pihak Polda Sumsel sebelumnya ketika berlangsung unjuk rasa yang terakhir ricuh dan dilakukan upaya penangkapan sejumlah aktivis dan petani itu, karena mereka melakukan aksi anarkis sampai merusak aset negara.
Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Muhammad Zulkarnain saat berlangsung aksi anarkis menemui pengunjuk rasa ketika diamankan di ruang SPKT Polda.
"Apa mau kalian. Kalau mau minta tindakan hukum, kami juga bisa minta tindakan hukum. Selama dua hari kalian diberikan kebebasan, tapi malah berbuat tindakan menyalahi aturan. Kalian bertindak sudah tidak wajar lagi karena merusak aset milik negara," katanya.
Wakapolda Sumsel juga memerintahkan Kepala Denma Polda Sumsel untuk membuat laporan para pengunjuk rasa ini bertindak melakukan pengerusakan aset negara.