Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Akademisi Universitas Lampung Asrian
Hendi Cahya menyarankan pemerintah dan Pertamina melakukan transparansi
informasi tentang penyebab antrian BBM bersubsidi untuk mencegah "panic
buying" di kalangan konsumen.
"Panic buying itu menjadi salah satu faktor penyebab persediaan
premium di SPBU cepat habis dan terkesan terjadi kelangkaan," kata dia,
di Bandarlampung, Minggu.
Menurut dia, ketidaktransparanan informasi mengenai pasokan premium
dan ketidaksesuaian antara informasi yang disajikan di koran dengan
fenomena yang dirasakan masyarakat di lapangan, semakin memperkeruh
suasana, sehingga pemandangan antrian panjang kendaraan di SPBU seluruh
Lampung untuk membeli BBM bersubsidi marak terjadi dua pekan belakangan.
"Pemerintah daerah tidak dapat berbuat banyak mengatasi hal ini,
karena masalah distribusi dan naik tidaknya harga BBM itu sepenuhnya
otoritas pusat, namun mereka dapat memanggil Pertamina untuk menanyakan
beberapa hal, demi transparansi informasi tersebut," kata dia. (ANTARA)
Berita Terkait
Polisi akan tertibkan penjual BBM subsidi eceran di Bengkulu
Jumat, 19 April 2024 16:05 Wib
Pertamina Patra Niaga Sumbagsel tetap siaga hingga pasca arus balik Lebaran
Rabu, 17 April 2024 15:53 Wib
Pertamina Sumbagsel pastikan distribusi BBM lancar saat arus balik Lebaran
Sabtu, 13 April 2024 22:42 Wib
Konsumsi BBM tumbuh 7 persen pada arus mudik 2024 di Sumbagsel
Kamis, 11 April 2024 13:41 Wib
Pertamina pastikan penyaluran BBM di Lampung Utara terkendali
Sabtu, 6 April 2024 15:25 Wib
Pertamina Patra Niaga pantau distribusi energi di Lampung
Selasa, 26 Maret 2024 21:54 Wib
Mendag cek SPBU nakal di rest area ruas Tol Jakarta-Cikampek
Sabtu, 23 Maret 2024 12:01 Wib
Presiden Jokowi: Harga BBM tidak naik
Senin, 4 Maret 2024 11:57 Wib