PLN siap mendukung Sumbagsel sebagai kawasan terintegrasi pangan

id Lampung,Sumbagsel ,Bandarlampung ,PLN,Aglomerasi pangan,Kelistrikan

PLN siap mendukung Sumbagsel sebagai kawasan terintegrasi pangan

Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo, saat berbicara sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Jilid 4 Masyarakat Profesional (Maspro). Bandarlampung, Jumat, (5/8/2022). (ANTARA/HO)

Kami berharap dukungan ini bisa menyokong ketahanan pangan nasional, serta membawa kesejahteraan bagi para petani, kata dia
Bandarlampung (ANTARA) - Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengatakan siap mendukung Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) sebagai kawasan aglomerasi terintegrasi pangan dan pembangunan serta pusat perekonomian baru.

"Dengan program Electrifying Agriculture, PLN siap menyokong Sumatera Bagian Selatan sebagai kawasan aglomerasi terintegrasi untuk pangan dan pembangunan di seluruh Sumatera," kata Darmawan, dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Jumat.

Ia pmengatakan program ini akan mendorong sektor pertanian menjadi lebih maju dan modern dengan mengganti alat-alat mesin pertanian (alsintan) berbahan bakar fosil yang mahal dan merusak lingkungan ke alsintan berbasis listrik yang murah dan ramah lingkungan.

"Kalau ada penggilingan padi beli solar 1 liter harganya Rp16 ribu, itu setara dengan 1,2 kWh listrik yang harganya hanya Rp1.800. Jadi kalau pindah dari BBM solar ke listrik mengurangi biaya sekitar 80 persen. Untuk itulah kami melakukan Electriying Agriculture dalam mendukung ketahanan pangan," ujarnya.

Ia mengatakan, PLN berkomitmen memperluas program ini di daerah-daerah seluruh Indonesia. Khusus di Sumatera Bagian Selatan, tercatat 12.482 pelanggan Electrifying Agriculture yang sudah menggunakan listrik dalam meningkatkan produktivitasnya dengan total kebutuhan listrik dari para pelanggan ini mencapai 381 megavolt ampere (MVA) hingga Juni 2022.

Darmawan mengungkapkan, PLN juga telah memetakan potensi program Electrifying Agriculture yaitu di perkebunan sawit, peternakan ayam, tambak udang, pengolahan tebu, pabrik tapioka, hingga pompa sumur untuk pengairan.

"Kami sudah hitung total kebutuhan listrik calon pelanggan untuk Electrifying Agriculture ini sekitar 6,2 MVA," jelasnya.

Darmawan menegaskan PLN siap mengamankan seluruh kebutuhan listrik pelanggan, karena saat ini cadangan daya listrik di Sumbagsel melimpah. PLN mencatat daya mampu di sistem kelistrikan Sumbagsel mencapai 5.283 megawatt (MW) dengan beban puncak 4.001 MW, sehingga ada cadangan daya 1.282 MW.

"Kami berharap dukungan ini bisa menyokong ketahanan pangan nasional, serta membawa kesejahteraan bagi para petani," kata dia.

Pihaknya tidak hanya menyediakan pasokan listrik yang andal, namun PLN juga bersinergi dengan BUMN lainnya guna berkomitmen menyediakan sistem pertanian yang modern, murah dan ramah lingkungan.

Bahkan, lanjut dia, PLN telah merancang sistem kelistrikan yang terintegrasi dengan rencana pembangunan tol demi mendukung sektor pertanian di Sumatera.

“Untuk penguatan sistem kelistrikan, sedang dibangun juga transmisi 275 kV dari Aceh sampai ke Lampung. Kemudian dari jalan tol itu dibangun exit-exit, yang kami melihat di situlah ada penambahan pelanggan PLN yang baru. Di dalamnya ada pertanian, perkebunan, ada tambak dan lain-lain," ucap Darmawan.