Sumatera Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, mengembalikan ribuan dosis vaksin COVID-19 Moderna ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel untuk ditukarkan dengan vaksin merek lain seperti Sinovac ataupun AstraZeneca.
“Ya ada lima ribuan vaksin Moderna yang dikembalikan ke kami beberapa hari yang lalu kalau tidak salah, Selasa (10/11),” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty di Palembang, Minggu.
Menurut dia, pihaknya sudah menanggapi permintaan untuk menukarkan vaksin Moderna tersebut sebagai gantinya menyediakan 3.000 dosis vaksin Pfizer dan 5.520 dosis Sinovac.
“Permintaan itu sudah kami tanggapi dan sudah kami siapkan juga sejak beberapa hari yang lalu sebagai gantinya menyiapkan Pfizer 3.000 dosis dan Sinovac 5.520 dosis (untuk nakes, TNI, Polri). Semoga sudah diambil mereka (Dinkes Empat Lawang),” ujarnya.
Namun, pihaknya belum mengetahui secara pasti apa alasan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang melalui Dinas Kesehatannya mengembalikan vaksin tersebut, sebagaimana dikabarkan warga di sana enggan di vaksin Moderna lantaran menimbulkan efek pascapenyuntikkan.
"Saya belum dapat informasi pastinya (alasan vaksin dikembalikan) jika pun kalau efeknya demam itu biasa. Tapi permintaannya sudah kami tanggapi," ujarnya.
Berdasarkan informasi dihimpun, vaksin Moderna diduga menimbulkan efek samping pascapenyuntikan seperti demam sehingga warga Kabupaten Empat Lawang keberatan untuk menggunakannya.
“Masyarakat tidak mau karena efeknya lebih berat termasuk pak Bupati setelah menerima vaksin alami demam tinggi selama tiga hari,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Empat Lawang Hepy Safriani Joncik.
Lalu karena alasan tersebut mereka meminta secara resmi untuk diganti dengan vaksin Sinovac dan AstraZeneca yang dianggap lebih aman.
Menanggapi hal tersebut Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, pengembalian vaksin Moderna dengan alasan demikian itu, terjadi dikarenakan minimnya edukasi kepada masyarakat atas vaksin tersebut.
“Sebenarnya kalau cara sosialisasikannya benar kepada fasilitator dan nakes, maka masyarkat paham dan memahaminya,” kata dia.
Maka dengan demikian, lanjutnya, segenap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di setiap kabupaten kota diharapkan untuk dapat mensosialisasikan program vaksinasi COVID-19 dengan baik.
Karena perlaksanaan skema vaksinasi ini menjadi salah satu yang diprioritaskan demi mencapai kekebalan komunal 60-70 persen masyarakat sasaran vaksinasi sesuai target pada triwulan pertama tahun 2022.. Dengan hal tersebut penyebaran pandemi COVID-19 bisa berhenti, lalu sosial-ekonomi masyarakat kembali normal.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumsel pada Sabtu (13/11) tercatat, Kabupaten Empat Lawang menjadi daerah yang capaian vaksinasinya terendah dibandingkan 17 Kabupaten Kota lainnya.
Kabupaten Empat Lawang mempunyai target sasaran vaksinasi sebanyak 263.670 orang dengan 11 fasilitas pelayanan kesehatan siap vaksinasi. Dari jumlah tersebut ada 61.835 orang atau 23,45 persen selesai penyuntikan vaksinasi dosis pertama.
Penyuntikan dosis kedua tercatat ada 26.528 orang atau 10,06 persen sedangkan dosis ketiga baru ada 438 orang atau 44,42 persen.
Sedangkan untuk terendah kedua setelah Empat Lawang ditempati oleh Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dimana dari 313.123 target sasaran vaksinasi ada 74.508 atau 23,80 persen dosis pertama. Lalu 37.943 orang atau 12,12 persen dosis kedua dan 469 orang atau 34,38 persen untuk dosis ketiga.
Secara keseluruhan target sasaran vaksinasi Sumsel berjumlah 6.303.096 orang kumulatif dari 17 Kabupaten kota. Dari jumlah tersebut sebanyak 3.042.000 orang atau 48,26 persen menyelesaikan vaksinasi dosis pertama. 1.737.005 orang atau 27,56 persen dosis kedua dan 34.254 orang atau 69,90 persen dosis ketiga.