BMKG minta nelayan agar waspadai perubahan cuaca ekstrim

id BMKG,Nelayan,Cuaca ekstrim

BMKG minta nelayan agar waspadai perubahan cuaca ekstrim

Ilustrasi (Ilustrasi)

Kalimantan Tengah (ANTARA) - Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Candra Mukti Wijaya meminta para nelayan yang beraktivitas di wilayah perairan atau pesisir selatan Pulau Kalimantan mewaspadai potensi perubahan cuaca ekstrim.

"Perubahan cuaca ekstrim berpotensi terjadi di wilayah pesisir selatan Kalimantan. Waspada jika melihat tanda-tanda seperti munculnya awan Comulonimbus (CB) disertai angin," kata Candra di Palangka Raya, Minggu.

Menurut dia kondisi tersebut jika berlangsung lama dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan tinggi gelombang air laut sehingga dapat mengancam keselamatan nelayan, terutama yang menggunakan kapal kecil.

"Namun secara normal selama sepekan ke depan perkiraan tinggi gelombang air laut masuk kategori rendah hingga sedang atau berkisar 0,5-1,5 meter. Namun jika cuaca buruk perubahan tinggi gelombang bisa terjadi," katanya.

Untuk itu dia pun meminta para nelayan untuk selalu memantau kondisi dan tanda-tanda perubahan cuaca. Selain secara kasat mata pantauan juga dapat dilakukan memanfaatkan informasi yang disiarkan BMKG.

Candra pun mengajak masyarakat secara berkala memantau perkembangan dan prediksi perubahan cuaca melalui laman resmi BMKG atau aplikasi di Info BMKG yang dapat diunduh di apple store dan play store.

Di sisi lain terkait prakiraan cuaca di daratan wilayah Kalimantan Tengah badan yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika itu memperkirakan sepekan ke depan sebagian wilayah di provinsi itu akan diguyur hujan.

"Masyarakat juga agar mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah," katanya.

Dia menerangkan dari pantauan radar kondisi cuaca tersebut berpotensi kuat terjadi pada siang, sore hingga malam hari.

Sementara itu saat dikonfirmasi terkait awal musim hujan dia mengatakan BMKG belum mengeluarkan rilis secara resmi.

Namun, lanjut dia melihat kondisi yang ada dan melihat perubahan cuaca normal beberapa wilayah di Indonesia akan masuk musim hujan pada September dasarian tiga dan Oktober dasarian satu.

Masyarakat pun diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi perubahan cuaca ekstrim sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan atau bencana yang disebabkan kondisi cuaca.

Salah satu tanda terjadinya perubahan cuaca ekstrem adalah munculnya awan Cumulonimbus (CB) dan disertai angin kencang.

Uploader : Angga Pramana