Media di Bengkulu deklarasikan antihoaks dan SARA di Pilkada 2020

id Bengkulu, Pilkada,SMSI,pilkada bengkulua

Media di Bengkulu deklarasikan antihoaks dan SARA di Pilkada 2020

Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu Wibowo Susilo saat diwawancarai usai kegiatan deklarasi media untuk mensukseskan Pilkada 2020. (Foto ANTARA/Carminanda)

Hindari pemberitaan yang nantinya malah berujung memecahbelah masyarakat dan sebaliknya media siber harus turut berperan menyukseskan pilkada serentak, demikian Rohidin
Bengkulu (ANTARA) - Sebanyak 67 media yang tergabung dalam Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu melakukan deklarasi antihoaks dan isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) dalam memuat pemberitaan terkait pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada 2020).

"Hari ini kami mendeklarasikan untuk mensukseskan pelaksanaan pilkada Desember mendatang dengan tidak memuat hoaks dan isu SARA dalam pemberitaan, khususnya bagi 67 media yang tergabung dalam SMSI Bengkulu," kata Ketua SMSI Bengkulu Wibowo Susilo, Rabu.

Selain itu, ia juga meminta perusahaan media yang merupakan anggota SMSI Bengkulu tidak boleh menjadi alat pemenangan bagi calon kepala daerah yang maju dalam pilkada.

Baca juga: Bakal calon perseorangan Ike-Zam optimistis menang gugatan di Bawaslu

Wibowo menjelaskan, saat ini antara media massa dan media sosial adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, sehingga dikhawatirkan ketika ada sebuah media massa yang membuat berita yang mengandung unsur provokasi maka akan cepat tersebar di media sosial.

"Kalau sudah begitu maka masyarakat yang menjadi korban dan kami ingin pilkada ini dirayakan serta kami sambut dengan gembira dan bersama-sama tanpa ada hoaks dan isu SARA," paparnya.

Baca juga: Tim advokasi Yutuber laporkan oknum lurah ke Polda Lampung

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menilai keberadaan media siber yang sangat mudah diakses harus memberikan edukasi agar tercipta rasa tenang, aman, dan nyaman bagi masyarakat.

"Hindari pemberitaan yang nantinya malah berujung memecahbelah masyarakat dan sebaliknya media siber harus turut berperan menyukseskan pilkada serentak," demikian Rohidin.

Baca juga: KPU Bandarlampung minta paslon tidak bawa pendukung saat pendaftaran