Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk menginisiasi pembangunan kawasan heritage baru di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, karena memiliki nilai historis tinggi sehingga dapat menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi di daerah itu.
"Dalam kawasan heritage ini, nantinya PT Timah akan mendirikan museum ketiga di Pulau Bangka akan diberi nama Museum Timah Indonesia ‘The Legend’," kata Kepala Bidang Humas PT Timah Tbk, Anggie Sihaan, di Pangkalpinang, Rabu.
Baca juga: Bangka Barat mempromosikan wisata lewat Festival Jiran Nusantara
Ia mengatakan pembangunan kawasan heritage baru di Belinyu Kabupaten Bangka memiliki nilai histroris yang tinggi. Bangunan-bangunan tua yang sudah berdiri kokoh menjadi modal untuk mengembangkan kawasan yang aset milik PT Timah Tbk.
"Dengan adanya kawasan heritage ini dan Museum Timah Indonesia ‘The Legend’ tentu akan memperkenalkan sejarah dan kebudayaan masyarakat Bangka Belitung dalam berbagai aspek," ujarnya.
Menurut dia tidak hanya Museum, kawasan heritage Belinyu yang berada di ruang terbuka juga potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata edukasi dan sejarah bagi masyarakat maupun wisatawan yang akan datang ke Belinyu.
"Kawasan ini akan menjadi icon baru bagi Belinyu dengan ‘Kawasan Heritage Belinjoe’," katanya.
Baca juga: Bangka Tengah jadikan ritual Sembahyang Rebut agenda wisata budaya
Ia menambahkan dalam sejarahnya, Belinyu terdapat PLTU Mantung yang pada era itu menjadi PLTU terbesar di Asia Tenggara, banyak jejak sejarah di Belinyu yang mungkin belum tersampaikan pada generasi muda.
"Hadirnya kawasan heritage Belinyu, akan mendorong kesadaran dan pengetahuan tentang warisan budaya bersama, mengenali dan menghargai keragaman budaya serta menemukan titik-titik persamaan yang dapat menciptakan interaksi budaya," katanya.
Ia mengatakan pemanfaatan ruang terbuka bagi masyarakat dengan konsep heritage yang di dalamnya terdapat fasilitas edukasi seperti sejarah asal usul penamaan Bangka, baik yang diselimuti legenda maupun hasil kajian ilmiah, lintas peradaban dari masa Kotakapur, proses Islamisasi, masa Kesultanan Banten-Palembang, Hindia Belanda, Jepang, Masa Revolusi, Orde Lama, Orde Baru.
"Kami menyakini kawasan ini diyakini akan menjadi icon yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Belinyu dan akan menjadi penyangga bagi pengembangan kawasan wisata lainnya yang saat ini sudah eksis," katanya.
Baca juga: Sambut turis penumpang kapal pesiar Bangka Barat siapkan atraksi seni