Tembilahan (ANTARA) - Sepanjang Agustus 2019 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, merawat tiga pasien anak penderita gizi buruk.
Direktur RSUD Puri Husada, Saut Pakpahan di Tembilahan, Senin, (2/9) mengatakan dari sekian kasus gizi buruk yang ditemukan, umumnya disebabkan oleh faktor ekonomi.
"Kalau kita berbicara kasus, umumnya yang kita jumpai disebabkan oleh faktor ekonomi, berbanding lurus dengan pengetahuan orang tua," ucap Saut Pakpahan.
Adapun anak penderita gizi buruk tersebut adalah corneyus (1,5 tahun), warga Desa Pulau Burung, komplek perkebunan PT RSUP Kecamatan Pulau Burung, dua anak lainnya yang saat ini masih dirawat yakni M Ramadhani (3,5) , warga Jalan Prof M. Yamin, serta M.Yunus (2,5) warga alan Tanjung Harapan Ujung.
Saut mengatakan selain faktor ekonomi, kasus gizi buruk juga disebabkan kurangnya kesadaran orang tua serta pola asuh yang keliru.
"Kalau hanya kurang asupan gizi, biasanya anak selalu rewel setelah itu tidur lagi, rewel, tidur lagi. Tapi orang tua selalu menganggap ini hal biasa, sehingga makin hari makin turunlah berat badannya, Kalau sudah timbul gejalanya barulah kebingungan," ujar Saut.
Menurut Saut, anak dengan gizi buruk biasanya mengalami gejala sesak nafas, demam panas serta diare. Akibat dari gejala tersebut berat badan penderita semakin menurun, kerangka tulang semakin menonjol dan wajah yang terlihat cekung.
"Kalau rata-rata pasien kita yang masuk ini dengan gejala batuk dan sesak nafas, awalnya rata-rata berobatnya di kampung. Disuruh berobat kadang tak mau, dibilangnya masalah biasa sementara kondisi anak semakin memburuk," katanya.
Untuk mengatasi hal ini, Saut mengatakan perlu adanya sinergitas antara komponen kesehatan didukung camat dan lurah/kades untuk memberikan edukasi kepada setiap keluarga agar paham gizi sehingga tidak terjadi keterlambatan.
"Pengetahuan masyarakat kita masih minim. Sebenarnya pemerintah sudah cukup siap, semua fungsi sudah merata. Tapi tidak semua masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada," ujarnya.
Sebenarnya akses pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah juga sudah cukup, salah satunya RSUD yang notabene adalah representasi dari pemerintah.
"Kalau ada datang kita tangani dan kita tolong apapun masalah awalnya. Jadi tidak ada cerita pemerintah tidak hadir di sini," ucapnya.
Berita Terkait
BPBD Bandarlampung imbau pemudik waspada cuaca ekstrem
Sabtu, 6 April 2024 17:30 Wib
Van Dijk sebut Imbang lawan City bukan hasil yang buruk
Senin, 11 Maret 2024 4:16 Wib
BPBD ingatkan warga waspadai cuaca ekstrem di Pesisir Lampung Selatan
Sabtu, 9 Maret 2024 16:05 Wib
Ancelotti: Saya bersyukur Real Madrid lolos meski bermain buruk
Kamis, 7 Maret 2024 8:11 Wib
Bos Liga Jerman: Penolakan investor asing berdampak buruk bagi liga
Rabu, 28 Februari 2024 6:30 Wib
BMKG ingatkan masyarakat waspada hujan sedang hingga petir, termasuk di Bandarlampung
Selasa, 6 Februari 2024 5:51 Wib
Cuaca buruk tiga pesawat batal mendarat di Palu
Rabu, 24 Januari 2024 11:56 Wib
WALHI : Hutan kota Bandarlampung hilang akan berdampak buruk
Jumat, 19 Januari 2024 9:28 Wib