"Komoditas makanan ini berpotensi sebagai penyumbang inflasi tahunan, baik secara frekuensi maupun secara rerata dari bulan ke bulan," ujar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Achmad P Subarkah di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan penguatan program GNPIP ini bermanfaat untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, menjaga kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
"Yang dilakukan untuk menjaga inflasi adalah dengan memperkuat kerja sama daerah. Seperti untuk penyediaan bawang merah dengan mengurangi simpul distribusi pangan, sehingga petani bisa langsung ke distributor besar melalui pasar atau kerjasama dengan BUMD, jadi harga yang diterima masyarakat semakin rendah," katanya.
Kemudian, dilakukan pula operasi pasar, penguatan ketahanan pangan strategis, dukungan subsidi ongkos angkut, peningkatan pemanfaatan alat mesin pertanian dan saprotan, penguatan koordinasi dan komunikasi serta penguatan infrastruktur teknologi informasi komunikasi.
"Selain itu guna menjaga empat komoditas tersebut tidak menyebabkan inflasi, maka pemerintah juga menjaga agar masyarakat tidak melakukan pembelian secara besar-besaran dengan mengatur daya beli masyarakat, peredaran uang, dan mengatur suku bunga di Agustus untuk tetap dipertahankan 6,25 persen," ucap dia.
Menurut dia, akan dilakukan pula penguatan kredit kepada sektor pertanian untuk meningkatkan kapasitas produksi daerah, penguatan pelaksanaan toko pengendalian inflasi di empat kabupaten serta kota IHK dengan mengoptimalkan peran BUMD untuk memastikan ketersediaan komoditas di pasaran.
"Dengan upaya ini diharapkan inflasi gabungan empat kabupaten dan kota di Provinsi Lampung pada 2024 diperkirakan tetap terjaga pada kisaran 2,5 plus minus 1 persen, sejalan dengan outlook makanan dan minuman yang lebih terjaga, termasuk empat komoditas tersebut," tambahnya.
Diketahui pada 2024 target capaian program GNPIP Provinsi Lampung untuk program replikasi praktik baik ada tiga kegiatan, hilirisasi pertanian tiga kegiatan, penguatan kapasitas budidaya pangan mandiri dua kegiatan, kerja sama antar daerah tiga daerah, dan dukungan pasar murah 600 lokasi.
Kemudian, koordinasi kelembagaan 16 lembaga, capacity building TPID tiga kegiatan, pengendalian ekspektasi pasar 12 kegiatan, dan konsumsi produk olahan serta diversifikasi pangan empat kegiatan.
Kemudian, koordinasi kelembagaan 16 lembaga, capacity building TPID tiga kegiatan, pengendalian ekspektasi pasar 12 kegiatan, dan konsumsi produk olahan serta diversifikasi pangan empat kegiatan.
Sedangkan, capaian program GNPIP Lampung pada 2023 meliputi operasi pasar 90 kali, gerakan tanam bawang merah 1,9 juta bibit, perluasan digital farming dua klaster binaan, kerjasama antar daerah 15 MoU kerja sama antar daerah.
Lalu penguatan sarana prasarana dan pengendalian inflasi pemberian tiga sumur bor, 44 tenda, dua traktor, dan saprotan, kemudian pemberian subsidi ongkos angkut ada empat kegiatan untuk stabilitas harga beras serta cabai.
Baca juga: BI Lampung minta waspadai potensi kenaikan harga beras dan daging ayam
Baca juga: BI Lampung proyeksikan industri masih topang pertumbuhan ekonomi 2024
Baca juga: BI Lampung lakukan edukasi cinta rupiah untuk cegah uang palsu
Baca juga: BI Lampung minta waspadai potensi kenaikan harga beras dan daging ayam
Baca juga: BI Lampung proyeksikan industri masih topang pertumbuhan ekonomi 2024
Baca juga: BI Lampung lakukan edukasi cinta rupiah untuk cegah uang palsu