Santri harus mampu hadapi tantangan global

id hari santri nasional, dewan dakwah lampung, global

Santri harus mampu hadapi tantangan global

Santri Unit Pendidikan Dewan Dakwah Lampung memperingati Hari Santri Nasional 2022 (ANTARA/HO)

Bandarlampung (ANTARA) - Dewan Dakwah Lampung mengatakan bahwa para santri harus mampu menghadapi tantangan global dunia yang semakin cepat.

"Hal itu sesuai dengan tema kami pada Hari Santri Nasional 2022 'Menjadi santri berkepribadian qurani, sabar, tangguh menghadapi tantangan dan bermanfaat untuk umat'," kata
Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah Lampung Latif Nursalam, dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Sabtu

Ia menyebutkan para santri dapat terus meningkatkan kapasitas, kemampuan dan daya saing di tingkat global, maka ke depan peran strategis santri akan makin diperhitungkan.

Santri, lanjutnya, bisa menjadi apapun, namun tidaklah melupakan tugas utamanya menjaga agama. Karena salah satu tujuan agama adalah memuliakan manusia.

Oleh karenanya, ia melanjutkan, pemberdayaan santri di Tanah Air harus terus dilakukan sehingga dapat mengambil peran penting dalam proses pembangunan, akan sangat produktif bagi kebangkitan bangsa.

"Mudah mudahan kami mampu melahirkan generasi muda yang menjadi tonggak bangsa dan negara dan menjadi berguna di dunia dan akhirat," kata Latif.

Ketua Dewan Dakwah Lampung Mukhlish Sholihin mengatakan bahwa pemuda - pemudi saat ini adalah tokoh yang akan mengisi masa depan bangsa.

Karena itu, ia meminta kepada para santri untuk terus berbakti dan mengabdi untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sementara itu santri Unit Pendidikan Dewan Dakwah Lampung memperingati Hari Santri Nasional 2022 dengan kegiatan Mukhoyam (kemah) Alquran di Kampus Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Kota Metro, pada 22 sampai 23 Oktober 2022.

Kegiatan Mukhoyam Alquran berlangsung selama 3 hari 2 malam. Acara diisi penampilan hadroh dari santri, ceramah dengan 3 bahasa, yakni Muhammad Fatih Murod Asal Taiwan bahasa Mandarin, Abizar Alghifari Asal Lampung Selatan, bahasa Arab, dan Fatah Maulana bahasa Inggris.

Pembukaan Mukhoyam Quran itu ditutup dengan penampilan drama tentang perjuangan santri dalam kemerdekaan Indonesia.