Motivator Merry Riana sebut pandemi COVID-19 ibarat masa ulat menjadi kepompong

id Merry Riana,Motivator,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019,tinggal di rumah,motivator

Motivator Merry Riana sebut pandemi COVID-19 ibarat masa ulat menjadi kepompong

Motivator sekaligus pengusaha Merry Riana ketika ditemui di sela peresmian outlet Goola di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Pacific Place, Jakarta, Jumat (5/7/2019). (ANTARA News/ Zubi Mahrofi)

Ulat saat menjadi kepompong merasa tidak nyaman, tidak bisa bergerak bebas

Jakarta (ANTARA) - Motivator Merry Riana mengatakan masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan orang-orang lebih banyak berada di rumah ibarat masa-masa ulat menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu.

"Ulat saat menjadi kepompong merasa tidak nyaman, tidak bisa bergerak bebas. Ketika dia merasa hidupnya akan berakhir seperti itu, dia kemudian menjadi kupu-kupu yang lebih indah," kata Merry saat jumpa pers di Graha BNPB sebagaimana disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Senin.

Merry mengatakan masa-masa harus bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah untuk menghindari penularan virus corona penyebab COVID-19 adalah proses yang sama dengan saat ulat menjadi kepompong.

Ketika proses ini berhasil dilalui, Merry yakin kita semua akan menjadi individu-individu yang lebih baik, seperti kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu.

"Saya takin ini semua akan bisa kita lalui. Indonesia bisa pulih kembali, Indonesia bisa sehat kembali," ujarnya pula.
Baca juga: Mau wirausaha, ikuti tips Motivator Marry Riana


Karena itu, Merry menyarankan masyarakat untuk tidak mudah panik dan tidak mudah protes terkait dengan kebijakan yang pemerintah ambil dalam menangani COVID-19.

"Jangan mudah protes, tetapi kita harus berproses. Mungkin di awal ada yang merespons dengan panik atau marah. Namun, ini sudah berjalan sebulan," katanya.

Merry yakin masa pandemi COVID-19 yang sudah berjalan selama satu bulan akan lebih memudahkan masyarakat untuk berproses menanggapi situasi tidak nyaman yang muncul.

Pada masa pandemi COVID-19, agar di rumah saja tetap sehat, Merry menyarankan masyarakat untuk menjaga imun, menjaga iman, dan menjaga pikiran.

"Bisa saja fisik kita di rumah, tetapi pikiran kita ke mana-mana. Membaca dan melihat berita-berita yang bermacam-macam tentang virus corona, kemudian merasa takut. Ketakutan itu justru bisa membuat kita menjadi sakit," katanya.*
Baca juga: ESQ: Banyak sarjana menganggur karena salah orientasi