Gubernur minta pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dipercepat

id Bengkulu, pengerukan, alur pelabuhan,pulau baai

Gubernur minta pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dipercepat

Situasi pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu terkini. (ANTARA/Boyke Ledy Watra)

Ekspor batu bara yang sebelumnya mencapai 10 juta ton per tahun kini turun drastis menjadi hanya 3 juta ton. Kata Helmi

Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan meminta upaya pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu dapat dipercepat karena kondisi kedaruratan.

"Awalnya, pengerukan direncanakan pada April, tetapi kami minta dipercepat. Saya juga telah mengeluarkan surat edaran (SE) darurat terkait hal ini," kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan di Bengkulu, Sabtu.

Dia mengatakan kondisi alur saat ini bahkan membuat kapal-kapal yang akan berlabuh di dermaga Pelabuhan Pulau Baai jadi terjebak karena pendangkalan alur.

"Kondisi ini sudah sangat darurat. Ada 20 kapal terjebak, baik di dalam maupun di luar pelabuhan, yang tidak bisa keluar atau masuk," kata Helmi.

Gubernur Bengkulu pada Sabtu 29 Maret 2025 melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu menjelang Idul Fitri 2025.

Inspeksi mendadak tersebut dilakukan menyusul kondisi alur pelabuhan yang mengalami pendangkalan, sehingga menghambat roda perekonomian Bengkulu.

Sebelumnya, Helmi Hasan sudah menyatakan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai akan dilakukan pada April 2025 dengan alokasi anggaran mencapai Rp1 triliun.

Namun karena melihat kondisi yang semakin darurat, ia pun meminta agar proses alur tersebut dapat dipercepat sehingga aktivitas perekonomian Bengkulu tidak banyak terganggu.

Menurutnya, jika masalah pendangkalan ini dapat segera diatasi, perekonomian Bengkulu akan kembali membaik. Sejak 2018, Pelabuhan Pulau Baai mengalami pendangkalan yang berdampak pada kerugian ekonomi hingga triliunan rupiah setiap tahun.

"Ekspor batu bara yang sebelumnya mencapai 10 juta ton per tahun kini turun drastis menjadi hanya 3 juta ton. Komoditas ekspor lainnya, seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut, juga terdampak," kata Helmi.

Ia berharap pemerintah pusat dapat segera merespons agar aktivitas pelabuhan dapat kembali normal dan ekonomi Bengkulu tidak semakin terpuruk.