Pariwisata desa di Bantul Yogyakarta dorong pengembangan ekonomi masyarakat

id pariwisata bantul,desa wisata,pengembangan pariwisata,wisata bantul

Pariwisata desa di Bantul Yogyakarta dorong pengembangan ekonomi masyarakat

Ilustrasi: Sejumlah penari yang tergabung dalam komunitas Beras Kencur menarikan tarian Geol Denok pada Jogja Tourism Festival (JTF) di Gumuk Pasir Barcan, Parangkusumo, Bantul, DI Yogyakarta (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww).

"Sekarang ini banyak desa-desa di Bantul yang sudah membangun pariwisata dan menjadi salah satu base pengembangan ekonomi masyarakat," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Yogyakarta, Kamis.
Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan bahwa pariwisata yang dibangun dan dikembangkan di desa mampu mendorong pengembangan ekonomi masyarakat kawasan wisata.

"Sekarang ini banyak desa-desa di Bantul yang sudah membangun pariwisata dan menjadi salah satu base pengembangan ekonomi masyarakat," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Yogyakarta, Kamis.
Baca juga: Penerimaan retribusi wisata di Bantul libur tahun baru capai Rp448 juta

Dia mengatakan beberapa pariwisata yang dibangun lingkup desa di antaranya Puncak Sosok di Desa Bawuran Pleret, wisata dan taman kuliner Kebon Pring di Piyungan dan Taman Pelangi di wilayah Desa Trimulyo Bantul.

Sejumlah destinasi wisata tersebut dibangun dan dikembangkan masyarakat desa dengan memanfaatkan, mengangkat potensi alam yang ada, bahkan setelah dibuka sejumlah destinasi wisata tersebut mendapat respons positif dari wisatawan.

"Seperti Puncak Sosok itu pertumbuhan luar biasa, kemudian di Taman Pelangi itu kalau hari libur bisa dilihat pengunjung hampir tidak kurang dari 1.000 orang, lalu pasar Kebon Pring dan sebagainya. Jadi luar biasa pertumbuhan pariwisata di Bantul ini," katanya.

Namun demikian, kata Kwintarto, yang harus diwaspadai dari pertumbuhan wisata yang baik ini adalah bagaimana munculnya destinasi wisata yang baru tidak mematikan destinasi lainnya, tetapi bagaimana bisa berkembang bersama dan berkelanjutan.

"Itu yang perlu kita diskusikan dan komunikasikan dengan forkom (forum komunikasi), juga dengan pelaku usaha yang ada di lapangan, karena tidak semua anggota forkom menjangkau semua destinasi, sehingga itu menjadi penting untuk pembinaan," katanya.
Baca juga: Pendapatan pariwisata Kabupaten Bantul hingga awal November terealisasi 86 persen

Dia juga mengatakan hal yang ditekankan dalam pengembangan pariwisata desa adalah dengan menguatkan komitmen kembali kepada para lurah atau kepala desa untuk menjadi pembina pariwisata di tingkat desa, agar jangan sampai tergantung dengan dinas.

"Tidak kurang ada 200 destinasi di Bantul, baik yang sudah terkenal, laku, maupun yang sedang tumbuh. Dinas sendiri jelas tidak cukup bisa memberikan apa yang diminta semua destinasi, tetapi dengan bantuan lurah dan masyarakat mudah-mudahan keberlanjutan wisata Bantul tetap eksis," katanya.