Idul Fitri waktunya memaafkan dan menebar salam

id Idul Fitri, Al Mardhiyah, lebaran

Idul Fitri waktunya memaafkan dan menebar salam

Suasana shalat Idul Fitri 1446 H di Masjid Al Mardhiyah, Senin 31 Maret 2025. (ANTARA/Triono Subagyo)

mari kita buang sifat sombong dan egois kita semua, dan mari kita semua senantiasa membuka pintu maaf dan memohon maaf jika ada khilaf, dosa dan kesalahan kita..

Bandarlampung (ANTARA) - Khatib shalat Idul Fitri 1446 Hijriyah di Masjid Al Mardhiyah, Labuhanratu Raya, Kota Bandarlampung Ustadz Iwan Supriadi menegaskan Idul Fitri waktunya untuk saling memaafkan, menebar salam, dan meneguhkan persaudaraan.

"Dalam Islam ada haqqullah atau hak Allah dan haqqul adami atau hak manusia. Dosa dan kesalahan manusia kepada Allah SWT menimbulkan hak bagi-Nya untuk menuntut permohonan ampunan dan taubat dari manusia," katanya.

Sedangkan haqqul adami, lanjut dia, adalah konsekuensi logis dari manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak luput dari berbuat khilaf , dosa dan salah kepada sesama.

"Allah SWT tidak akan mengampuni dosa dan kesalahan yang kita lakukan terhadap sesama jika kita tidak mau minta maaf kepada yang bersangkutan lahirlah diksi ungkapan Idul Fitri yang sangat popular, mohon maaf lahir dan batin, sebuah ungkapan permohonan maaf kepada sesama. Adakalanya kita memohon maaf kepada orang lain namun adakalanya kita membuka pintu maaf untuk orang lain," kata Bimas Kemenag Kota Bandarlampung itu.

Ustadz Iwan Supriadi saat shalat Idul Fitri 1446 H di Masjid Al Mardhiyah, Senin 31 Maret 2025. (ANTARA/Triono Subagyo)

Khatib menambahkan, seseorang yang tidak mau memaafkan orang lain adakalanya karena ia tidak mampu menahan amarahnya, dan ini bukanlah sifat orang beriman.

"Allah SWT sendiri adalah Maha Pemaaf. Allah juga mencirikan orang orang yang beriman sebagai orang yang apabila marah mau memberi maaf," katanya.

Dia menjelaskan apabila terjadi kekhilafan, dosa dan kesalahan antarsesama manusia, maka akan terampuni apabila mereka saling memaafkan, saling ridha meridhoi.

"Oleh sebab itu mari kita buang sifat sombong dan egois kita semua, dan mari kita semua senantiasa membuka pintu maaf dan memohon maaf jika ada khilaf, dosa dan kesalahan kita," katanya.

Ustadz itu pun menjelaskan Idul Fitri adalah momentum untuk menebarkan salam , yang berarti kita semua diperintahkan untuk memberikan cinta, kasih sayang dan kedamaian, itulah makna salam yang sebenarnya.

"Islam hadir sebagai agama cinta, kasih sayang dan kedamaian yang dapat memberikan kesejahteraan atau rahmat bagi seluruh alam," kata dia.

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.