Penyidik KPK lacak beberapa lokasi pelarian Gubernur Kalsel

id KPK,Korupsi pengadaan barang dan jasa,Korupsi Kalsel,Sahbirin Noor,Paman Birin ,Pelarian sahbirin noor

Penyidik KPK lacak beberapa lokasi pelarian Gubernur Kalsel

Arsip foto - Tim Penyidik KPK dikawal personel Gegana Brimob Polda Kalsel membawa satu buah koper diduga barang bukti usai melakukan penggeledahan lebih dari tiga jam di ruang kerja Gubernur Kalsel terkait dugaan kasus korupsi dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa (8/10/2024). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)

Masih ada informasi-informasi, yang kami juga enggak bisa 'share' secara terbuka di sini, ujarnya
Jakarta (ANTARA) - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang melacak beberapa lokasi yang diduga menjadi tempat pelarian Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor alias Paman Birin, tersangka kasus dugaan suap lelang proyek di provinsi tersebut.

"Informasi yang saya dapat, penyidik masih memiliki opsi-opsi informasi lokasi dimana yang bersangkutan ini bisa ditemukan," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat.

Tessa tidak bisa mengungkapkan apa saja metode yang digunakan penyidik dalam pencarian tersebut. Dia memastikan bahwa tim penyidik terus bergerak di lapangan untuk menemukan Paman Birin.

"Masih ada informasi-informasi, yang kami juga enggak bisa 'share' secara terbuka di sini, untuk penyidik jajaki, datangi dan cari keberadaan yang bersangkutan," ujarnya.

KPK telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT), pada Minggu (6/10), terkait kasus dugaan korupsi di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan mengamankan enam orang yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka.

Selanjutnya pada Selasa (8/10), KPK mengumumkan penetapan status tersangka Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam kasus tersebut.

Para tersangka lain dalam kasus tersebut adalah para pihak yang terjaring dalam OTT, yakni Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalsel Ahmad Solhan serta Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kalsel Yulianti Erlynah.

Selain itu Bendahara Rumah Tahfidz Darussalam Ahmad dan Pelaksana Tugas (Plt) Kabag Rumah Tangga Gubernur Kalsel Agustya Febry Andrean.

Kemudian dua tersangka lainnya berasal dari swasta, yakni Sugeng Wahyudi dan Andi Susanto. Kedua pihak swasta tersebut ditetapkan sebagai tersangka atas perannya sebagai pemberi suap.

Proyek yang menjadi objek perkara tersebut adalah pembangunan lapangan sepak bola di Kawasan Olahraga Terintegrasi Provinsi Kalsel senilai Rp23 miliar dan pembangunan Gedung Samsat Terpadu senilai Rp22 miliar.

Selain itu​​​​​​ pembangunan kolam renang di Kawasan Olahraga Terintegrasi Provinsi Kalimantan Selatan senilai Rp9 miliar.