Bandarlampung (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan mengoptimalkan kesiapan sarana prasarana penyeberangan dan pelabuhan demi menunjang kelancaran dan ketertiban layanan pengguna jasa dalam rangka antisipasi lonjakan penumpang pada periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, khususnya di lintas utama Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk.
Diperkirakan, jumlah penumpang mencapai lebih dari 3 juta orang dan lebih dari 700 ribu unit kendaraan yang akan dilayani angkutan penyeberangan di 10 lintasan dari 12 cabang terpantau nasional.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan peningkatan fasilitas pelabuhan dan juga akselerasi digitalisasi menjadi salah satu fokus utama ASDP untuk menunjang kelancaran arus libur Natal dan Tahun Baru 2023/2024 ini.
“Optimalisasi layanan ini tentunya untuk mengantisipasi proyeksi produksi angkutan atau mobilisisasi penumpang di pelabuhan utama yakni Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk yang diperkirakan naik sekitar 15% untuk periode H-8 hingga H+10. Tentunya, ASDP bersama stakeholder terkait memastikan kapasitas angkut dan fasilitas pelayanan memadai, baik dari sarana prasarana maupun kesiapan alur lalu lintas kendaraan,” ujarnya,
Ia juga menambahkan, ASDP memprediksi puncak jumlah produksi kendaraan kecil atau mobil pribadi diperkirakan akan meningkat kurang lebih 7%, atau sekitar 16.014 unit di Pelabuhan Merak, 7,5% atau 13.583 unit di Pelabuhan Bakuheni, dan 6% atau 8.596 unit di Pelabuhan Ketapang.
Mengantisipasi peningkatan ini, ASDP telah mempersiapkan 49 unit kapal siap operasi dan 7 pasang dermaga di Lintas Ketapang-Gilimanuk dalam rangka mengantisipasi lonjakan penumpang, meliputi Pelabuhan Ketapang dengan 3 MB, 1 Ponton dan 3 Plengsengan; Pelabuhan Gilimanuk dengan 3 MB, 1 Ponton dan 3 Plengsengan.
ASDP juga mempersiapkan Pelabuhan Jangkar di Situbondo untuk memecah distribusi kendaraan. Pelabuhan ini berjarak kurang lebih 65 km dari Pelabuhan Ketapang dengan waktu tempuh 1 jam 32 menit, sehingga dapat menjadi pelabuhan perbantuan pada saat peak season yang melayani lintasan Jangkar – Lembar, Nusa Tenggara Barat dengan waktu tempuh kurang lebih 15 jam. Persiapan lain yang juga telah direncanakan adalah pengoperasian Dermaga Bulusan di Selatan Pelabuhan Ketapang.
“Sementara itu, ASDP juga telah melakukan peningkatan kapasitas dermaga II yang semula 3000 GRT menjadi 10000 GRT di Pelabuhan Merak, dan renovasi ruang tunggu penumpang regular di Pelabuhan Bakauheni. Peningkatan kapasitas ini memungkinkan kapal dengan daya angkut yang lebih besar dapat sandar. Ruang tunggu yang lebih memadai juga dapat meningkatkan kenyamanan penumpang selama menunggu waktu keberangkatan tiba,” jelas Shelvy.
Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau tak pengaruhi aktivitas Penyeberangan Bakauheni
Kesiapan Digitalisasi
Penerapan ferizy online ticketing telah mencakup 20 pelabuhan di seluruh Indonesia, diantaranya Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk, Ajibata, Ambarita, Lembar, Padangbai, Jangkar, Sape, Labuan Bajo, Jepara, Karimunjawa, Ujung, Kamal, Kayangan, Pototano, Tanjung Kalian, Pagimana, dan Gorontalo.
“Digitalisasi ini akan memudahkan pengguna jasa untuk merencanakan perjalanannya sejak H-60 hari keberangkatan. Dengan begitu, penumpang bisa memastikan ketersediaan tiket dengan jadwal keberangkatan yang diinginkan,” ujar Shelvy.
Untuk tarif tiket, tambahnya, hingga saat ini belum ada kenaikan biaya tarif terpadu. Dengan adanya digitalisasi ini, pengguna jasa justru memiliki keleluasaan dalam memilih metode pembayaran, melalui 11 virtual account, 3 e-wallet, 5 gerai retail, 3 internet banking dan 6 sales channel.
Dengan memaksimalkan sarana prasarana serta adanya peningkatan di sejumlah fasilitas, ASDP berharap untuk kelancaran arus libur dan arus balik Nataru 2023/2024 ini, terutama untuk 10 lintasan di 12 cabang terpantau nasional. Adapun lintasan tersebut tersebar di seluruh Indonesia, seperti lintas Ajibata-Ambarita, Tanjung Api-Api – Tanjung Kalian, Merak-Bakauheni, Bajoe-Kolaka, Padangbai-Lembar, Ketapang-Gilimanuk, Kayangan-Pototano, Bitung-Ternate, Hunimua-Waipirit, dan Bolok-Rote.
Adapun diperkirakan jumlah penumpang di 10 lintasan ini mencapai 3.004.496 orang, 168.419 unit kendaraan roda dua, 325.630 unit kendaraan kecil roda empat, 31.555 unit bus, dan 181.644 unit truk. (rls/kerjasama)