Kapolri diminta evaluasi Polda Riau terkait penanganan konflik agraria

id Junimart Girsang,Panja Mafia Tanah,Komisi II DPR ,DPR RI

Kapolri diminta evaluasi Polda Riau terkait penanganan konflik agraria

Ketua Panitia Kerja (Panja) Mafia Tanah Komisi II DPR RI Junimart Girsang dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Panja Mafia Tanah di Ruang Rapat Komisi II DPR RI, Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/7/2023). (ANTARA/HO-DPR RI)

Jakarta (ANTARA) - Ketua Panitia Kerja (Panja) Mafia Tanah Komisi II DPR RI Junimart Girsang meminta Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo segera melakukan analisa dan evaluasi (anev) kinerja Polda Riau dalam menangani konflik agraria antara masyarakat Koto Gasib, Dayun, dan Mempura dengan PT Duta Swakarya Indah (DSI).

"Kami mendesak Kapolri segera turun tangan melakukan evaluasi mendalam atas penanganan konflik antara masyarakat dengan PT DSI," kata Junimart dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Panja Mafia Tanah di Ruang Rapat Komisi II DPR RI, Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Permintaan tersebut, kata dia, merupakan bentuk tindak lanjut atas permintaan yang sebelumnya juga telah disampaikan dalam rapat evaluasi Satgas Mafia Tanah di Riau pada 26 Juni lalu.

"Karena sebelumnya Panja DPR juga sudah meminta kepada Polda Riau untuk menarik personel Polri yang diperbantukan menjaga lahan atas permintaan PT DSI," ujarnya.

Junimart menyebut bahwa ketika kunjungan kerja (kunker) spesifik di Pekanbaru, Riau, dua pekan yang lalu, permintaan agar Satgas Mafia Tanah di Riau bersikap profesional dan tegas juga telah disampaikan langsung kepada Kepala kantor wilayah (Kakanwi) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Riau, Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, dan Kapolda Riau.

Selain itu, dia menyinggung pula soal laporan langsung masyarakat atas dugaan pencurian buah kelapa sawit milik masyarakat oleh sejumlah orang suruhan PT DSI yang tak kunjung ditindak oleh Polda Riau, meski masyarakat telah berulang kali melaporkannya.

"Itu sudah jelas berdasarkan atas hak sertifikat, hak milik masyarakat, tetapi buah kelapa sawitnya saat ini dipanen oleh orang suruhan PT DSI. Masyarakat telah melaporkan hal itu berulang kali kepada kepolisian di Riau, tetapi tidak kunjung ditindak lanjuti, justru masyarakat terkesan ditekan," tuturnya.

Dia menyatakan bahwa aksi pencurian itu selama ini dapat berjalan mulus karena keberadaan jembatan yang sengaja di bangun oleh PT DSI di atas parit kanal kebun milik masyarakat.

Sehingga, sudah sepatutnya parit tersebut segera dibongkar oleh Polda Riau.

"Membongkar jembatan yang dibuat oleh oknum suruhan PT DSI di atas lahan masyarakat,” ujar dia.*