Produk UKM makanan-minuman Indonesia raup Rp29,09 miliar di Seoul

id Kemendag,Produk Mamin,Indonesia Korea,Ekspor Makanan

Produk UKM makanan-minuman Indonesia raup Rp29,09 miliar di Seoul

Salah satu booth Indonesia dalam pameran Seoul Food and Hotel (SFH) 2024 di Ilsan, Korea Selatan pada 11-14 Juni 2024. (ANTARA/HO-Kemendag)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan menyebut produk makanan dan minuman produksi usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia membukukan potensi transaksi sebesar 1,77 juta dolar AS atau senilai Rp29,09 miliar pada pameran Seoul Food and Hotel (SFH) 2024 di Ilsan, Korea Selatan.

"Keikutsertaan Indonesia dalam SFH 2024 memberikan peluang besar untuk promosi produk Indonesia ke pasar Korea Selatan. Pasar makanan dan minuman di Korea Selatan merupakan potensi besar yang harus dikembangkan," ujar Atase Perdagangan Seoul Eko Prilianto melalui keterangan di Jakarta, Jumat.

Eko mengatakan, ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Korea Selatan pada 2023 tercatat sebesar 522,80 juta. Nilai ini hanya sebesar 1,67 persen dari total impor Korea Selatan untuk sektor makanan dan minuman yang tercatat sebesar 31,41 miliar dolar AS.

"Ini menjadi peluang produk makanan dan minuman Indonesia. Untuk itu, keikutsertaan dalam berbagai pameran sejenis di Korea Selatan perlu terus ditingkatkan," katanya.

Partisipasi Paviliun Indonesia pada pameran ini merupakan hasil kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul melalui Atase Perdagangan di Seoul dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di Busan.

Selain itu, kegiatan ini didukung Kantor Perwakilan Luar Negeri Bank Indonesia di Tokyo dan Bank Negara Indonesia dengan mengikutsertakan pelaku usaha binaannya.

Paviliun Indonesia menghadirkan 11 pelaku UKM di bawah program Karya Kreatif Indonesia dari Bank Indonesia, sembilan UKM program BNI Xpora, serta sembilan pelaku usaha secara mandiri dengan menampilkan berbagai macam produk makanan dan minuman.

Kegiatan ini juga menyediakan produk makanan dan minuman Indonesia untuk dicicipi pengunjung. Seminar ini juga menjadi ajang untuk menyosialisasikan fasilitasi perdagangan dalam kerangka Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). Selain itu, selama pameran terdapat dua kesepakatan dagang antara pelaku usaha Indonesia dengan importir asal Korea Selatan.

Eko menambahkan, saat ini sebanyak 50 ribu orang penduduk Indonesia bermukim di Korea Selatan. Di sisi lain, setidaknya terdapat 50 restoran Indonesia di Korea Selatan.

"Ini juga menjadi menjadi peluang untuk impor produk rempah dari Indonesia. Oleh karena itu, perlu didorong pelaksanaan hub produk Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan rempah atau produk Indonesia lainnya," ujar Eko.