PT BCN Unit Bungamayang kejar produksi 56 ribu ton gula

id Lampung, ptpn, ptp, gula

PT BCN Unit Bungamayang kejar produksi 56 ribu ton gula

PT Buma Cima Nusantara (BCN) Unit Bungamayang mengadakan inhouse training bagi 40 asisten dengan tema “Grand Strategy Peningkatan Performa On Farm” (Foto : Antaralampung/Document)

Pelatihan ini adalah bagian dari manajemen menggerakkan seluruh sumberdayanya untuk mensukseskan musim giling 2021, katanya

Bandarlampung (ANTARA) - PT Buma Cima Nusantara (BCN) Unit Bungamayang, anak perusahaan PTPN VII, pada tahun ini menargetkan memproduksi 768 ribu ton tebu, menggiling dengan kapasitas minimal 6 ribu ton tebu per hari (TCD), rendemen minimal 7,28 persen, dan menghasilkan gula putih kristal 56 ribu ton.

Target-target produksi pada musim giling 2021 itu untuk dua unit kerja, yakni Bungamayang (Lampung) dan Cintamanis (Sumsel), kata Direktur Utama PT BCN Putu Sukarmen dalam keterangan tertulis yang diterima di Bandarlampung, Selasa.

Melihat kepada angka itu, Putu menyebut tahun 2021 ini PT BCN harus untung Rp112 miliar. Angka itu didapat dari produksi gula putih kristal dari dua pabrik di Bungamayang dan Cintamanis sebanyak 87 ribu ton.

Pernyataan itu disampaikan Putu dalam acara inhouse training bagi 40 asisten dengan tema Grand Strategy Peningkatan Performa On Farm selama tiga hari, yang dimulai sejak Selasa (23/3).

"Pelatihan ini adalah bagian dari manajemen menggerakkan seluruh sumberdayanya untuk mensukseskan musim giling 2021," katanya.

Ia menjelaskan secara umum, kondisi on farm dua kebun di Bungamayang dan Cintamanis lebih baik dari tahun 2020. Musim giling 2021 akan dimulai Juni 2021, produktivitas kebun 65 ton tebu/hektare (TCD).  Rendemen diperkirakan 7,5 persen, harga jual Rp10.800/kg dengan harga pokok produksi di bawah Rp10 ribu.

Kepada peserta pelatihan, Putu mengajak semua karyawan dan pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pencapaian produksi ini bekerja all out. Pada musim giling 2021 ini, hampir semua kebutuhan untuk mencetak kinerja terbaik sudah mendapat dukungan dari induk perusahaan. Di kebun, tanaman sudah cukup mendapat perawatan yang jauh lebih lengkap.

“Jadi, kita akan kehabisan alasan jika tahun ini kita tidak mencetak laba. Dan untuk mewujudkan itu, kuncinya ada pada komitmen seluruh karyawan,” kata dia.

Sementara itu, M. Rasyid Ridho dari P3GI mengatakan, dua industri gula putih PTPN VII (PT BCN) adalah salah satu masa depan industri gula di PTPN Holding. Dengan ketersediaan HGU yang luas, pabrik kapasitas besar dengan usia belum terlalu tua, dan infrastrukturnya, BCN bisa menjadi pioner di PTPN Holding.

“Modal dasar industri gula di PTPN VII (PT BCN) sangat mapan. Di Jawa memang unggul dari kesuburan tanah, tetapi tidak ada yang punya HGU sebanyak 17 ribu hektare. Tinggal nanti dibenahi terus teknik budidaya dengan berbagai spesifikasinya, nanti akan ditemukan formula terbaik untuk berproduksi maksimal,” kata dia.

Terkait materi yang akan diberikan pada pelatihan, General Manager PG Bungamayang Willy Mulyawan menyebut inhouse training ini untuk mengingatkan kembali kepada standar operasional prosedur di kebun. Hal ini sangat penting karena hulu dari semua budi daya tebu menjadi gula putih adalah di kebun.