Wisata menonton ikan dugong di Alor geliatkan ekonomi warga

id ikan dugong,pariwisata ntt,ekonomi rakyat,kepulauan alor,wisata

Wisata menonton ikan dugong di Alor geliatkan ekonomi warga

Ilustrasi: Ikan duyung atau dugong (wwf)

Kupang (ANTARA) - Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Timur (NTT) Rocky Pekudjawang mengatakan wisata menonton ikan dugong di Kabupaten Alor telah mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat di sekitar destinasi setempat.

“Geliat ekonomi sudah tampak dari wisata menonton ikan dugong ini, setiap hari orang datang sewa perahu untuk melihat dugong,” katanya di Kupang, Sabtu.

Selain menyewa perahu, lanjut dia, dampak ekonomi juga dirasakan warga dari usaha jasa transportasi maupun kuliner dan kerajinan tangan.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat terutama di sekitar Pantai Mali, Kecamatan Kabola, dan sekitarnya, agar tetap menjaga kelestarian ekosistem laut yang menjadi habitat ikan dugong.

Baca juga: Air terjun di Desa Tenilo dinilai berpotensi jadi wisata unggulan

“Kehidupan ikan dugong ini harus kita jaga dengan baik karena mutli efeknya luar biasa. Bayangkan kalau tidak ada atau ke depan menjadi punah, maka sumber pendapatan masyarakat juga akan hilang,” katanya.

Selain itu, lanjut Rocky, wisata ikan dugong juga menjadi pintu masuk kunjungan wisatawan ke Kabupaten Alor.

Wisatawan yang datang selain untuk melihat atraksi ikan dugong, kata dia, mereka juga berkesempatan untuk mengunjungi destinasi wisata lainnya seperti Kampung Adat Takpal, melihat Al-quran dari kulit kayu, melihat moko, serta wisata taman laut, dan lainnya.

Pihaknya terus mempromosikan destinasi wisata ikan dugong di Alor ke rekan-rekan pelaku wisata yang ada di berbagai negara.

Ia mengatakan,saat ini memang sedang dalam kondisi pandemi COVID-19 sehingga tidak dilakukan promosi secara langsung, namun memanfaatkan media digital.

“Kami membuat flyer, video-video teaser yang dibagikan ke pasar melalui email maupun berbagai jejaring media sosial yang ada. Itu terus kami lakukan selama beberapa bulan terakhir ini di tengah kondisi pandemi,” katanya.

Baca juga: Bioskop digital terbesar di Taiwan akan tutup September
Baca juga: "Bali Bangkit" bukan hanya untuk "Klaster Wisatawan"
Baca juga: Kunjungan ke Pulau Komodo dibatasi hanya 50.000 wisatawan/tahun