Warga Pesawaran produksi minyak gosok tradisional

id minyak gosok, penyulingan minyak, warga bukit cendana,pesawaran

Warga Pesawaran produksi minyak gosok tradisional

Pengrajin minyak gosok di Kabupaten Pesawaran, Lampung memperlihatkan produksinya (ANTARA/HO)

Bandarlampung (ANTARA) - Warga Desa Harapan Jaya Kabupaten Pesawaran, Lampung memiliki usaha produksi penyulingan minyak gosok tradisional untuk menambah penghasilan keluarga.

"Minyak yang dihasilkan ada enam jenis, yakni minyak pala, minyak sereh wangi, minyak nilam, minyak cendana, minyak daun cengkih dan minyak asiri," kata Nunun, pengrajin minyak sulingan tradisional di Desa Harapan Jaya, Pesawaran,  Jumat.

Ia menyebutkan harga minyak gosok yang dijual juga cukup bersaing dengan produksi merek terkenal yang ada di pasaran.

Menurut dia,  harga per botol ukuran 100 ml untuk masing-masing minyak dibanderol dengan harga Rp100.000.

"Enggak ada mereknya, tapi orang bisa kenal dengan minyak Bu Budi Bukit Cendana, ini kan minyak setengah jadi Mas,” kata Nunun.

Enam jenis minyak yang dihasilkan dari usaha penyulingan ini menurut Nunun memiliki khasiat berbeda.

"Minyak pala untuk menghangatkan badan, buat kerikan jika masuk angin, dan terapi. Sedangkan untuk minyak sereh bisa untuk urat kejepit, masuk angin dan perut kembung,” jelasnya.

Khasiat untuk minyak cendana, lanjutnya,  bisa digunakan untuk campuran parfum dan pewangi ruangan.

"Ada juga yang dipakai untuk campuran umpan mancing ikan di laut mas,“ jelasnya.

Sedangkan untuk minyak nilam, menurut Nunun bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh kuman penyebab infeksi pada kulit, seperti infeksi akibat luka gores atau luka bakar ringan.

“Sementara itu untuk minyak cengkih bisa untuk mengobati gatal-gatal, dan sakit gigi. Dan terakhir minyak asiri kita kirim ke Bogor,” ungkapnya.

Nunun mengaku selama ini minyak hasil sulingan milik keluarganya dibeli sebagai oleh-oleh para wisatawan yang berkunjung, khususnya di Bukit Cendana.

“Minyak ini juga saya tawarkan kepada orang yang berkunjung dan sudah biasa menggunakan minyak ini untuk obat,” katanya.

Namun, Nunun mengaku usaha penyulingan tradisional milik keluarganya ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah setempat.

"Bahan baku melimpah, kami kekurangan alat suling. Hingga sekarang belum ada perhatian berupa  bantuan dari pemerintah," pungkasnya.