Anak Wiji Thukul Melawan

id Anak Wiji Thukul Melawan

Jakarta (ANTARA LAMPUNG) - Anak korban aktivis yang hilang pada tragedi Mei 1998 Wiji Thukul melakukan perlawanan mencari keberadaan bapaknya melalui pertunjukan kesenian.

"Saya keluarga seniman jadi cenderung melakukan perlawanan melalui pertunjukan seni," kata anak Wiji Thukul, Fitri Nganti Wani di Jakarta, Senin (23/6).

Fitri menyatakan kerap mendapatkan intimidasi ketika melakukan perlawanan lewat pertunjukan seni untuk mencari keberadaan bapaknya.

Dia mengaku mendapatkan intimidasi melalui media sosial agar tidak "berbicara" mengenai bapaknya yang diduga menjadi korban penculikan.

Fitri dan organisasi Bersama Ikatan Orang Hilang Indonesia (IKOHI) membantah memunculkan kasus penculikan untuk menjegal salah satu calon presiden menjelang Pemilihan Presiden 9 Juli 2014.

"Perjuangan pencarian aktivis yang hilang selalu digaungkan," ujar Fitri.

Sebelumnya, sekitar 23 orang dari masyarakat sipil termasuk aktivis diduga menjadi korban penculikan usai kerusuhan Mei 1998.

Para aktivis pro-demokrasi itu menghilang tanpa kabar dan korban yang telah ditemukan berjumlah sekitar sembilan orang.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat 23 orang dinyatakan hilang setelah tragedi Mei 1998 itu.

Satu orang korban ditemukan meninggal dunia (Leonardus Gilang), sembilan orang dibebaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang hingga saat ini.

Korban yang belum kembali dan nasibnya belum jelas sampai saat ini, adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser.