Washington (ANTARA/AFP) - Bayi dengan saudara kandung yang menderita austis memiliki risiko lebih tinggi untuk juga menderita gangguan tersebut, kata penelitian di Amerika Serikat, Senin.
Risiko bagi bayi dengan saudara sekandung yang menderita autis, untuk menderita gangguan itu juga meningkat dari semula tiga hingga 10 persen menjadi 19 persen, menurut penelitian oleh para peneliti dari Universitas California Davis.
Untuk bayi laki-laki resikonya bahkan lebih tinggi, sebesar 26 persen, dan untuk bayi yang memiliki saudara kandung lebih dari satu yang menderita austis maka risiko meningkat menjadi 32 persen, kata penelitian itu.
Autisme, gangguan kompleks yang mempengaruhi kemampuan anak untuk berpikir, belajar, berkomunikasi dan berinteraksi sosial, terjadi pada satu dari 110 anak yang lahir di Amerika Serikat, berdasarkan data Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC).
Sekitar 80 persen kasus yang didiagnosis terjadi pada anak laki-laki, kata para peneliti.
"Ini adalah penelitian terbesar yang pernah dilakukan terhadap pengaruh saudara kandung autis terhadap bayi, "ujar Sally Ozonoff, profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Institut MIND Universitas Californis Davis yang juga peneliti utama dalam penelitian itu.
"Tidak ada penelitian sebelumnya yang mengidentifikasi risiko gangguan setinggi ini."
Penelitian itu melibatkan 664 bayi yang rata-rata berusia delapan bulan, dengan dua-pertiganya lebih muda dari enam bulan. Para peneliti mengikuti perkembangan mereka sampai 36 bulan, ketika mereka diuji untuk gangguan autisme.
Dari 664 bayi, 132 memenuhi kriteria untuk "gangguan spektrum autisme," dengan 54 orang diantaranya didiagnosis dengan gangguan autis dan 78 didiagnosis dengan bentuk gangguan yang lebih ringan.
Penelitian itu menemukan bahwa dalam keluarga dengan satu orang anak yang lebih tua menderita austis tingkat peluang anak berikutnya menderita austis adalah 20,1 persen. Dari 664 bayi, hanya 37 bayi yang memiliki lebih dari satu saudara kandung dengan autisme, dan bagi mereka tingkat peluang gangguan sekitar 32,2 persen.
Penelitian itu dipublikasikan daring pada Senin dan akan muncul dalam edisi cetak pada Jurnal Pediatrik di bulan September, kata parapeneliti.
Berita Terkait
Seminar IIB Darmajaya bongkar kesempatan emas studi dan riset di Polandia
Selasa, 8 Oktober 2024 16:45 Wib
Dua mahasiswa Prodi MMT Angkatan II selesaikan studi S-2
Jumat, 23 Agustus 2024 14:00 Wib
Unila sambut kunjungan studi banding Tim BLU ITK Kalimantan Timur
Jumat, 14 Juni 2024 9:00 Wib
Bus bawa pelajar studi tur asal Pesisir Barat masuk jurang di Tanggamus
Rabu, 22 Mei 2024 15:51 Wib
Rama mahasiwa prodi MMT angkatan pertama selesaikan studi S-2
Minggu, 17 Maret 2024 1:05 Wib
Motivasi siswa lanjut studi, SMAN 1 Tanjung Bintang sambangi Unila
Kamis, 22 Februari 2024 15:03 Wib
Sekolah formal di Bekasi sudah terapkan pendidikan antikorupsi
Rabu, 7 Februari 2024 6:15 Wib
Universitas Trisakti lakukan studi banding ke IIB Darmajaya
Jumat, 15 Desember 2023 7:56 Wib