Labuhan Maringgai (ANTARA) - Ceceran minyak berwarna hitam dan kental yang menggenangi pantai di wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, menurut Camat Labuhan Maringgai Agustinus Trihandoko diketahui terjadi pada Kamis (14/7).
Agustinus menyatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan instansi pemerintah terkait dalam rangka membersihkan ceceran minyak itu.
"Masyarakat di desa yang terdampak, sudah kami berdayakan untuk membersihkan tumpahan minyak itu," ujarnya singkat, saat dihubungi di Labuhan Maringgai, Minggu.
Pantauan di lokasi Pantai Desa Margasari, Labuhan Maringgai menunjukkan ceceran minyak berwarna hitam dan kental terdorong ombak naik ke daratan pantai dan berceceran di atas pasir berlumpur.
Ceceran minyak di daratan pantai ini sebagian besar sudah dibersihkan oleh puluhan warga. Minyak yang bercecer dibersihkan dengan dikeruk menggunakan sekop, kemudian dimasukkan ke dalam karung-karung, lantas dikumpulkan lalu diangkut ke tempat pembuangan akhir.
Warga setempat Ragil mengatakan sejak Jumat kemarin turut membersihkan minyak di Pantai Desa Margasari itu.
Ragil mengatakan, diupah Rp100 ribu sehari untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut.
"Alhamdulillah kami dapat penghasilan, sudah tiga hari kami kerja membersihkan minyak ini," ujarnya.
PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) memberikan keterangan resmi atas kejadian itu.
Menindaklanjuti penemuan ceceran minyak pada permukaan laut di jalur pipa bawah laut KRIB-CINP pada Senin (4/7), PHE OSES responsif melakukan penanganan sumber kebocoran dan pembersihan (oil spill combat) di perairan area anjungan KRIB.
PHE OSES berkoordinasi secara intensif dengan SKK Migas, Kementerian LHK, dan Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas hingga pemerintah daerah mencakup Bupati Lampung Timur, Kepala Dinas Lingkungan Hidup LampungTimur, Camat Labuhan Maringgai, KSOP Maringgai serta kepala desa setempat.
Tim operasi secara cepat menangani sumber kebocoran dan mengisolasi jalur pipa bawah laut.
Tim pun menerjunkan 15 armada kapal dan helikopter untuk memantau penyebaran ceceran melalui udara (flyover) untuk melokalisir dan membersihkan ceceran menggunakan perlengkapan oil boom sepanjang 1.500 meter dan oil skimmer.
Tim juga melanjutkan simulasi trajectory untuk mendukung proses pembersihan yang menyeluruh. Saat ini, tim operasi siap siaga dengan perlengkapan yang memadai untuk membersihkan ceceran yang ada di pesisir pantai.
Senior Manager Relations Regional Jawa Agus Suprijanto menyampaikan, PHE OSES telah memiliki standar operasional prosedur dalam memastikan keandalan fasilitas migas melalui patroli pengecekan dan Oil Spill Response Team yang terlatih, sehingga dapat langsung diketahui sumber kebocoran dan melakukan penanganan jika terjadi insiden.
"Saat ini kebocoran sudah ditanggulangi. Kami berkomitmen melakukan pembersihan dengan mengoptimalkan sumber daya kompeten yang dimiliki," ujarnya lagi.
"PHE OSES dalam operasinya senantiasa patuh pada aspek HSSE dengan mengutamakan perlindungan keselamatan lingkungan dan masyarakat. Sehingga segenap upaya maksimal akan kami lakukan dengan berkoordinasi secara intensif dengan pemangku kepentingan pusat dan daerah serta membantu masyarakat melakukan pembersihan di lokasi yang terdampak," kata Agus lagi.
Baca juga: Bakamla RI-MSC Singapura kerja sama atasi tumpahan minyak
Baca juga: Kemenhub gelar simulasi penanggulangan tumpahan minyak di Laut