Indometer: Tingkat kepuasan publik pada Presiden Jokowi capai 78,3 persen

id Kinerja presiden, survei kinerja, minyak goreng

Indometer: Tingkat kepuasan publik pada Presiden Jokowi capai 78,3 persen

Presiden Joko Widodo saat mengunjungi pameran foto "Membangun Indonesia" di Mall Neo Soho, Jakarta pada Selasa (12/11/2019). (Bayu Prasetyo)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga tersebut tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Jokowi mencapai 78,3 persen.

"Seiring membaiknya pandemi COVID-19 dan teratasinya persoalan minyak goreng, tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi mencapai 78,3 persen," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Dari angka itu 7,9 persen di antaranya mengaku sangat puas atas kepemimpinan atau kebijakan yang dilakukan Presiden Jokowi.

Berdasarkan data, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 tercatat sebesar 5,01 persen atau relatif stabil dibanding kuartal IV/2021 sebesar 5,02 persen, dan berturut-turut positif sejak kuartal II/2021.

Ketahanan ekonomi nasional tampak mulai beradaptasi terhadap dampak pandemi COVID-19 yang sebelumnya menghantam telak target pertumbuhan ekonomi nasional.

Meskipun demikian, Leonard mengingatkan ancaman inflasi yang menghantui dunia serta efek invasi Rusia terhadap Ukraina. Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax, menyusul rencana kenaikan tarif dasar listrik hingga gas elpiji dan BBM jenis lainnya.

"Imbasnya, publik berdemonstrasi di berbagai kota yang menolak kenaikan harga-harga tersebut," jelas dia.

Masih dari survei Indometer, tercatat sebanyak 21,1 persen responden merasa tidak puas dan 20,1 persen di antaranya tidak puas sama sekali serta 0,6 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab atas kinerja Presiden Jokowi.

"Pemerintah harus mengantisipasi dampaknya terhadap kepuasan publik," kata Leonard.

Survei Indometer dilakukan pada 20 hingga 27 April 2022 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi dan dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling).

Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19, margin of error survei sekitar 2,98 persen dengan kepercayaan 95 persen.