Jakarta (Antara) - Sekitar 10.000 lubang resapan biopori akan dibuat untuk mencegah bencana banjir di Jakarta dan mengatasi masalah kelangkaan air di Ibukota.
"Sebagai bentuk komitmennya, Indonesia Global Compact Network (ICGN) telah sepakat untuk membuat sebanyak mungkin lubang resapan biopori dalam satu tahun mendatang, dengan target awal yaitu membuat 10.000 lubang di Jakarta," kata Y.W Junardy, Presiden IGCN dalam peringatan hari Air Sedunia 2013 di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, ICGN menandai Hari Air Sedunia 2013 yang jatuh pada tanggal 22 Maret dengan mengumumkan komitmen "Jakarta Water Cooperation".
Komitmen tersebut melibatkan lintas sektor yakni pemerintah, badan PBB, dunia usaha atau swasta dan juga komunitas.
"Diinisiasi oleh kelompok kerja Indonesia Water Mandate, IGCN, bekerja sama dengan Unesco dan Gerakan Ciliwung Bersama (GCB), peringatan Hari Air Sedunia 2013 secara resmi dibuka minggu lalu melalui acara dialog dengan tema 'Tantangan dan Solusi Permasalahan Air untuk Agenda Pasca 2015'," katanya.
Menurut dia, kerja sama multi-sektor dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa seluruh elemen masyarakat memiliki peranan masing-masing dalam membantu mengatasi tantangan global mengenai pengelolaan air.
"Melalui Global Compact, kami mengajak para industri lainnya untuk turut berpartisipasi di dalam kegiatan kolaborasi peduli air kedepannya, demi masyarakat kita yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, Suhendra Wiriadinata, Direktur Corporate Affairs and Communications Asia Pulp and Paper Group (APP) mengatakan sebagai ketua kelompok kerja Indonesia Water Mandate, APP bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan memiliki praktik pengelolaan air yang bertanggungjawab dan pentingnya melakukan kolaborasi guna menyelesaikan permasalahan mengenai air di tingkat nasional maupun.
"Melalui kelompok kerja Indonesia Water Mandate, berbagai inisiatif telah dilakukan oleh berbagai sektor dalam upayanya mengatasi tantangan air di masyarakat, dan kami yakin hal ini dapat dicapai melalui kerja sama multi-stakeholder seperti ini," katanya.