Fajar Irawan, Pengusaha muda yang berani untuk memperkenalkan merek lokal

id pengusaha muda,wirausaha,merek lokal,brand,bandarlampung,pelaku umkm,bisnis,kaos Oleh Satyagraha/Anisa Pratiwi

Fajar Irawan, Pengusaha muda yang berani untuk memperkenalkan merek lokal

Pengusaha muda di Bandarlampung yang juga pemilik merek Hyporginal, Fajar Irawan .(ANTARA/Anisa Pratiwi)

Membangun bisnis apa saja itu pasti harus berani mengambil risiko

Bandarlampung (ANTARA) - Saat ini banyak pengusaha muda, yang terjun menjadi pengusaha baju distro atau membuat merek lokal yang didesain sendiri, bahkan sampai memiliki beberapa vendor baju, untuk mencukupi kebutuhan mode yang tren di pasaran.

Fenomena ini tidak mengherankan, mengingat mulai banyak masyarakat yang bangga untuk menggunakan merek lokal yang telah dikembangkan dan dikreasikan oleh anak bangsa.

Kondisi ini sejalan juga dengan hasil survei Ipsos Global Trends 2021 yang menemukan bahwa 87 persen konsumen di Indonesia lebih cenderung memilih untuk membeli produk lokal dibandingkan produk global.

Salah satu pengusaha muda, Fajar Irawan, telah memiliki merek lokal serta vendor konveksi yang dikelola sendiri. Pengembangan bisnis usahanya saat ini juga sukses membangun lapangan kerja bagi orang lain.

Ia membangun bisnis sejak Sekolah Menengah Atas (SMA), mulai dari berjualan jam tangan, kuliner, sampai thrifting (berjualan barang bekas yang masih layak pakai). Sifat kewirausahaan yang dimiliki sejak bangku SMA, membuat dirinya selalu mencoba hal baru dan menemukan hal bermanfaat bagi masa depannya.

Dengan bakat berdagang sejak dini, ia mulai mencoba untuk membuat merek fesyen dengan desain kekinian sejak 2021 serta mulai mengikuti berbagai kegiatan anak muda di Bandarlampung.

"Awal membuka bisnis ini karana melihat peluang bisnis fesyen selalu dibutuhkan, terutama baju yang selalu berganti tren, sehingga yakin, selalu ada pembeli walaupun bukan di hari- hari besar saja," katanya.

Merek lokal yang ia dirikan usai pandemi melandai ini dinamakan Hyporginal, dengan konsep baju anak muda yang selalu mengutamakan kenyamanan. Fajar juga selalu memperbarui desain baju agar pelanggan tidak mudah bosan.

Selain itu, Fajar selalu memasarkan produk dengan cara membuat konten yang menarik, salah satunya melalui kerja sama dengan pemengaruh yang sedang hits, agar branding toko yang ia miliki selalu dikenal dan tidak tertutup dengan kompetitor lain.

"Kita selalu melakukan promosi di media sosial, juga membuat konten menarik, keren agar orang tertarik dengan brand kita dan mau membelinya," ujar Fajar yang juga memasarkan barang melalui toko daring.

Dari bisnis ini, Fajar bisa meraup omzet yang cukup besar mulai dari Rp20 juta hingga Rp50 juta setiap bulan, baik di hari biasa maupun hari-hari besar tertentu.

"Di hari besar biasanya selalu ada event tertentu, misalkan hari raya keuntungan menjual baju sangat banyak pembelinya, biasanya juga omzet bisa naik sampai 50 persen. Cuma tidak menutup kemungkinan juga kalau hari besar banyak omzetnya, di hari biasa ya kecil," ujarnya.

Pengembangan bisnis

Kesuksesan menjadi pelaku UMKM, tidak membuat Fajar merasa puas, karena dirinya pun memutuskan untuk membuka konveksi, dengan berbagai alasan sederhana, yaitu untuk menghemat biaya produksi, meraih keuntungan lebih besar serta memberikan layanan jasa konveksi kepada pelaku usaha lain.

"Dulu buat desainnya saja tetapi memakai vendor lain, dengan tenaga kerja yang ekstra dan keuntungan yang sedikit, akhirnya putar otak, bagaimana caranya biar bisa buka konveksi sendiri agar produksi lebih cepat, sesuai, dan hemat biaya," ujarnya.

Kini, Fajar sukses membangun bisnis baju distro dan memiliki vendor konveksi sendiri. Sehingga, pekerjaan mendesain, menjahit, serta menyablon, sudah menggunakan konveksi yang berdekatan dengan lokasi toko. Fajar juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dan mempunyai sembilan karyawan.

Pengembangan usaha yang dilakukan ini menjadi ladang rezeki baru, karena bisa menerima pemesanan sampai dengan 10.000 potong untuk grosir, dengan omzet mencapai kisaran Rp150 juta setiap bulan.

Pria kelahiran 1998 ini masih memiliki rasa penasaran, karena bercita-cita untuk mengembangkan merek lokal binaannya hingga dikenal oleh masyarakat internasional dan bersaing dengan merek ternama lainnya.

Ia juga merasa percaya diri dalam pengembangan bisnis fesyen tersebut, karena mempunyai mitigasi dalam menjual produk dan tidak takut dengan risiko kegagalan atau kerugian yang mungkin terjadi dalam berbisnis.

"Membangun bisnis apa saja itu pasti harus berani mengambil risiko, kadang kala omzet sudah besar ternyata kerugian yang dialami juga besar, jadi harus meminalisir hal-hal yang membuat rugi, supaya tidak terjadi terus menerus," ujarnya.

Dengan gairah tersebut, ia juga mengharapkan bisa membuka toko di kota-kota lain di Indonesia, serta memberikan kualitas busana yang baik dengan harga terjangkau untuk anak muda yang ingin terus bergaya.

Melalui perjalanan bisnis yang sangat menginspirasi, Fajar telah membuktikan dengan tekad yang kuat, tekun, dan berani mengambil risiko, segala hal yang ingin dicapai tidak akan sulit diperoleh, asalkan selalu belajar mengikuti tren di era digital dan mengantisipasi perubahan zaman.

Fajar adalah contoh nyata kegigihan pebisnis dari generasi muda, yang tidak mudah menyerah dan berani mengambil peluang, serta adaptif dalam menghadapi perubahan yang cepat dan bermanfaat dalam menggerakkan roda perekonomian lokal.