Tanggamus (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tanggamus, Lampung Dhani Riza mengatakan pihaknya terus mengembangkan kakao sebagai komoditas unggulan, menyusul pengembangan kopi, di daerah setempat.
"Ada komoditas yang akan kami kembangkan di Tanggamus seperti kakao, memang komoditas unggulan yang pertama adalah kopi, tapi kami juga akan mengembangkan kakao di Tanggamus," kata Dhani Riza saat diwawancarai di Tanggamus, Selasa.
Menurut dia, selain kopi yang memang unggulan di Kabupaten Tanggamus, kakao juga tumbuh subuh di wilayah ini.
"Kakao ini bisa menjadi yang menjanjikan dan menguntungkan bagi petani setempat, selain kopi yang memang sudah terkenal," kata dia lagi.
Ia menyebutkan masa panen kakao tersebut terbilang cepat dibandingkan tanaman kopi dan memiliki nilai ekonomi yang lumayan tinggi.
"Sehingga kakao ini memang layak untuk menjadi komoditas unggulan baru di Tanggamus yang harus dikembangkan dengan baik," katanya pula.
Dia menjelaskan, saat ini di Tanggamus hampir seluruh kecamatan sudah menjadi sentra penghasil kakao, dan kecamatan tersebut sudah dijadikan sebagai wilayah pembuatan peta kebun kakao.
"Kecamatan tersebut yakni Kecamatan Cukuh Balak, Talang Padang, Wonosobo, Pugung, Pulau Panggung, Sumberejo, Ulu Belu, Pematang Sawa, Kelumbayan, Semaka, Kota Agung, Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, Gisting, Gunung Alif, Limau, Air Naningan, Bandar Negeri Semuong, Kelumbayan Barat, dan Kecamatan Bulok," katanya pula.
Selanjutnya, dia mengatakan, harga kakao di Tanggamus saat ini bisa mencapai Rp24 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
Dia menyebutkan, harga kakao saat ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan/grade kakao yang kualitas bagus dan kualitas biasa.
Menurutnya pula, saat ini hasil produksi kakao di Tanggamus Lampung ini telah dipasarkan ke pasar lokal maupun luar kota.
Kabupaten Tanggamus telah mencatatkan hasil produksi kakao mencapai 7,167 ton dalam satu tahun.
"Kakao memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar dia pula.
Untuk luas komposisi jumlah areal, kata dia, sejumlah 13.670 hektare yang terbagi menjadi tiga golongan.
"Yakni tanaman belum menghasilkan seluas 71 hektare, tanaman menghasilkan ada 12.595 hektare, dan tanaman rusak seluas 1.004 hektare," ujar dia pula.
Dia berharap kepada seluruh petani kakao di Tanggamus agar bisa mengelola kebun kakao secara baik.
"Tentunya perawatan yang dilakukan harus disiplin dan teratur, agar hasilnya yang didapat juga maksimal," kata dia pula.
Kakao adalah jenis tanaman perkebunan yang sangat populer dengan olahan buahnya. Cokelat merupakan olahan yang berasal dari biji kakao.
Kakao diperkirakan berasal dari daratan Amerika dan lebih tepatnya di Amerika Selatan. Pohon kakao di alam bebas dapat mencapai ketinggian hingga belasan meter.
Baca juga: Produktivitas Kakau Di Lampung Timur Turun
Baca juga: Disbunnak Tanggamus sebut harga kakao mencapai Rp30 ribu per kg
Kabupaten Tanggamus kembangkan kakao sebagai komoditas unggulan
Selain kopi yang memang unggulan di Kabupaten Tanggamus, kakao juga tumbuh subuh di wilayah ini.