Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mengaku prihatin dengan tutupnya hotel Harmoni sebagai hotel legendaris yang telah beroperasi sekitar 30 tahun di kawasan Sei Jodoh, Batam, akibat pandemi COVID-19.
Ansar bahkan telah mendatangi Hotel Harmoni untuk berdiskusi dengan pihak manajemen hotel. Ansar sejak menjabat Bupati Bintan juga kerap menggunakan hotel Harmoni sebagai tempat menginap.
"Saya turut prihatin, apalagi atas nasib 130 karyawan hotel yang terancam PHK," kata Gubernur di Tanjungpinang, Ahad.
Dia menyatakan sudah menyusun beberapa langkah upaya pencegahan sebagai bentuk antisipasi terjadinya penutupan hotel-hotel lainnya terutama yang berada di tengah kota.
"Beberapa langkah upaya antisipasi akan disampaikan ke pemerintah pusat, yakni usulan diskresi 'travel bubble' di Kepri," tuturnya.
Ansar meminta pemerintah pusat untuk membuat diskresi dalam hal kemudahan bagi wisman dari Singapura untuk diperluas juga bagi non-Singaporean seperti expatriate yang tinggal di Singapura.
"Pertimbangannya wisatawan dari kalangan tersebut cukup besar potensinya," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, Pemprov Kepri akan meminta pemerintah pusat memperluas pilot projek 'travel bubble' yang tidak hanya sebatas Bintan dan Nongsa saja, serta mengaktifkan secara timbal balik jalur Vaccinated Travel Lane (VTL) atau jalur laut ke Kepri bagi wisman yang sudah divaksin.
Usulan-usulan yang disampaikan sebagai bentuk perjuangan pemerintah daerah mencegah pengangguran yang lebih besar lagi dan membangkitkan sektor pariwisata di Kepri.
Di samping itu, Ansar juga berharap 130 karyawan hotel Harmoni yang di-PHK agar sebagian besar bisa ditampung di hotel grup Harmoni lainnya.
"Kita harapkan pemilik hotel Harmoni dan hotel lainnya untuk terus berupaya seiring dengan upaya keras yang dilakukan Pemprov Kepri untuk membangkitkan lagi sektor pariwisata," ucap Ansar.
Sementara itu, pemilik hotel Harmoni Antonius menyebutkan penutupan hotel tersebut tidak bisa dielakkan lagi, karena semakin sepinya kunjungan tamu hotel, terutama selama masa pandemi COVID-19.
"Kami punya tiga hotel, yakni hotel Harmoni One, Harmoni Suite dan Hotel Harmoni. Karena kondisi yang semakin sulit, kami terpaksa harus mengorbankan salah satu di antaranya dan dari berbagai pertimbangan, hotel Harmoni di Sei Jodoh yang diputuskan untuk tidak beroperasional lagi," ungkapnya.
Antonius menyebutkan sebanyak 130 karyawan tersebut akan diberikan pesangon selama sembilan bulan. Sebagian akan diusahakan ditampung di dua hotel lainnya, sedangkan sebagian dirumahkan sembari mencari investor baru.