Kata pengamat calon wali kota harus punya visi dan misi yang besar

id pengamat politik, pilwako bandarlampung, antaralampung.com

Kata pengamat calon wali kota harus punya visi dan misi yang besar

Pengamat Politik yang Juga Dekan Fisip Universitas Lampung Dr. Syarif Makhya saat di wawancarai wartawan, Selasa (27/8/2019) (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Kota Bandarlampung itu permasalahannya sangat kompleks seperti masalah lingkungan, kualitas pelayanan dan menjadikan kota pariwisata
Bandarlampung (ANTARA) - Pengamat Politik yang juga Dekan Fisip Universitas Lampung Dr Syarif Makhya mengatakan, Kota Bandarlampung memerlukan pemimpin yang memiliki visi dan misi yang besar untuk memajukan kota tersebut.

"Kota Bandarlampung itu permasalahannya sangat kompleks seperti masalah lingkungan, kualitas pelayanan dan menjadikan kota pariwisata," katanya saat diwawancarai wartawan, di Bandarlampung, Selasa.

Dia mengatakan, dari berbagai masalah tersebut kota ini memerlukan sosok yang mampu menciptakan pelayanan yang baik seperti memberikan standar tinggi bagi kualitas pendidikan, kesehatan dan menjadikan kota ini sebagai tempat pariwisata.

"Standar itulah yang diperlukan untuk memimpin Bandarlampung jika ingin berkembang, bukan hanya sekedar rutinitas, ya tidak ada perkembangan signifikan kota ini," kata dia.

Tuntutan lainnya, lanjut dia, Kota Bandarlampung sebagai ibu kota Provinsi Lampung harus bisa menjadi kota internasional apabila ingin berkembang sehingga diperlukan seorang pemimpin yang memiliki ambisi itu dan dapat menjalankannya.

"Dari nama yang digaungkan banyak orang, saya masih belum melihat sosok yang memiliki visi dan mimpi besar itu di mereka," kata dia.

Di sisi lain, Syarif Makhya juga mengingatkan masyarakat untuk kritis dalam melihat profil calon pemimpin Kota Bandarlampung dan tidak tergiur oleh pemberian oleh para calon.

Menurut dia, dalam persaingan politik biasanya ada konsekuensinya, apabila masyarakat lebih memilih pemimpin dengan politik uang maka kualitas yang diinginkan mereka tidak akan sesuai dan jauh dari harapan.

"Hal seperti ini biasanya terjadi di pinggiran kota maka dari itu perlu diberikan pendidikan pemilih yang intens kepada masyarakat, kemudian juga kita harus aktif berkampanye tolak politik uang dari berbagai media dan segera melaporkannya ke Bawaslu bila itu ada," katanya.