Bupati Boalemo optimistis Festival Kaaruyan masuk kelender pariwisata 2020

id Kaaruyan

Bupati Boalemo optimistis Festival Kaaruyan masuk kelender pariwisata 2020

Tarian Kabasaran Minahasa yang tampil di Festival Kaaruyan. (ANTARAFOTO/Hence Paat)

Gorontalo (ANTARA) - Bupati Boalemo Darwis Moridu optimistis pelaksanaan Festival Kaaruyan yang diselenggarakan warga etnis atau komunitas Minahasa di Provinsi Gorontalo akan masuk kalender kegiatan pariwisata tahun 2020.

"Berapapun biaya yang dimanfaatkan pada Festival Kaaruyan, pemerintah kabupaten siap membantunya, karena ini kegiatan yang sangat penting guna memajukan sektor pariwisata," katanya  kepada wartawan usai menyaksikan Festival Kaaruyan, Minggu malam.

Menurut dia, budaya Minahasa dari Provinsi Sulawesi Utara terus bersinergi dengan budaya Gorontalo, dinilai menghasilkan satu kolaborasi yang sangat baik, karena dari keragaman budaya menarik minat wisatawan dalam menyaksikan iven itu.

Tarian kabasaran dari Minahasa, festival musik kolintang dan kuliner yang dipamerkan warga asal Sulut yang mendiami Desa Kaaruyan serta beberapa desa lainnya, memberikan hiburan menarik.

Senada diungkapkan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie yang juga  mendukung Festival Kaaruyan dan perayaan pengucapan syukur di Kabupaten Boalemo menjadi agenda tahunan.

Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya asal Kabupaten Minahasa itu, Gubernur Gorontalo  bahkan siap mengucurkan bantuan uang pembinaan senilai Rp250 juta.

"Untuk pengembangan budaya ini saya bantu Rp250 juta. Nanti tolong kepala desa buatkan proposalnya. Kami anggarkan pada APBD Perubahan tahun 2019,” ujar Rusli.

Bantuan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pembinaan seni dan budaya, di antaranya untuk pembelian alat musik tradisional, pakaian untuk tari-tarian dan perlengkapan lainnya.

Terkait dengan Festival Kaaruyan, Rusli menilai kegiatan itu sebagai bentuk keragamaan etnis, suku dan agama di Gorontalo.

Puncak acara yang sudah dua tahun digelar itu diawali dengan pengucapan syukur oleh umat Kristiani di desa setempat.

Rusli Habibie berharap acara tersebut bisa terus dilaksanakan di tahun mendatang.

Dinas Pariwisata Pemprov Gorontalo juga diminta mencatat Festival Kaaruyan sebagai agenda pariwisata tahunan di Gorontalo.

"Walaupun kita sudah terpisah dari Sulawesi Utara menjadi provinsi sendiri, tapi itu hanya secara administrasi. Budaya, hubungan emosional, kekeluargaan kita sampai kapanpun tidak akan terpisahkan," katanya.