Jakarta (ANTARA) - Saat berpuasa Ramadhan sebaiknya menghindari kegiatan mandi dengan air hangat, bahkan panas, karena akan semakin mempercepat tubuh untuk kehilangan cairan selain menyebabkan kulit semakin kering.
"Sebaiknya mandi dua kali sehari dengan air biasa, bukan air panas. Air hangat mengurangi kandungan lemak dalam tubuh sehingga menyebabkan kulit kering," ujar dokter spesialis dermatovenereologi Bamed Healthcare Ika Anggraini di Jakarta, Jumat (3/5).
Ika menyarankan sabun yang digunakan saat mandi adalah sabun yang mengandung pelembab dan tidak menggunakan sabun yang mengadung detergen karena berisiko kulit semakin kering.
Setelah mandi, lanjut Ika, seseorang perlu mengoleskan pelembap (moisturizer) pada kulitnya. Langkah itu akan lebih efektif untuk mengurangi risiko cairan hilang dari tubuh dibanding mengoleskan pelembab pada kulit yang sudah terlanjur kering.
Ika mengatakan kulit yang kering selain tidak bagus untuk penampilan juga berdampak buruk pada kesehatan. Bakteri atau bahan iritan lain akan mudah masuk melalui kulit yang kering.
"Kulit kering akibat dehidrasi akan menyebabkan barrier kulit terganggu sehingga bahan iritan ataupun bakteri lebih mudah masuk ke kulit," kata dia.
Jumlah asupan cairan tubuh juga harus cukup selama berpuasa Ramadhan. Porsi delapan gelas air putih dapat dibagi saat berbuka puasa, selepas makan malam, sebelum tidur, dan sahur.
Selain air putih, Anda juga disarankan untuk mengonsumsi makanan berkuah (sup), sayur, selada, dan buah-buahan yang banyak mengandung air seperti semangka dan jeruk untuk menjaga cairan tubuh.
Ika juga menyarankan Anda untuk tidak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein semisal teh dan kopi saat sahur. Kedua minuman berkafein itu bersifat diuretik sehingga meningkatkan risiko kehilangan cairan tubuh.
Seseorang yang harus beraktivitas di luar ruangan saat berpuasa, lanjut Ika, sebaiknya menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan. Suhu panas akan meningkatkan ekskresi keringat dari tubuh dan berisiko dehidrasi.